jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membuat peluang Ganjar Pranowo diusung PDIP makin sempit.
Namun, dia yakin hal itu bukanlah sesuatu yang terlalu dipedulikan oleh Ganjar.
BACA JUGA: Usbat Ganjar Gelar Pelatihan Praktik Tarawih di Kabupaten Simalungun
"Bagi Ganjar tampaknya tak soal dicoret dari PDIP, Hal terpenting baginya, ia bisa nyapres tanpa memandang perahunya dari mana. Karena menjadi capres memang sudah menjadi ambisinya," ujarnya, Kamis (2/3).
Jamiluddin mengatakan sikap terbuka Zulhas akan membuat Megawati Soekarnoputri tampaknya semakin kukuh tidak akan mengusung Ganjar.
BACA JUGA: Tekan Tingkat Kemiskinan, Ganjar Pranowo Tambah 15 SMK Boarding Gratis Se-Jateng
Megawati tipe pemimpin yang tidak mau menyerah dengan tekanan.
"Karena itu, Ganjar justru mengharapkan Megawati lebih cepat memutuskan capres dari PDIP. Dengan begitu, ia sudah lepas dari belenggu PDIP," tambahnya.
BACA JUGA: Usaha Ganjar Menekan Kemiskinan Dipuji, Menunjukkan Kualitas Kepemimpinan
Jamiluddin juga menilai niat PAN mengusung Ganjar tampaknya inkonsisten dengan komitmennya saat membentuk KIB bersama Golkar dan PPP.
Tiga partai yang bergabung dalam KIB awalnya komitmen akan mencalonkan kader masing-masing.
Inkonsisten PAN itu tampaknya disebabkan karena memang tidak mempunyai kader yang layak jual untuk diusung menjadi capres. Hal itu terlihat dari elektabilitas kader PAN yang sangat rendah.
"Bahkan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan saja elektabilitas sangat rendah," ujarnya.
Dengan tidak adanya kader PAN yang elektabilitas memadai, tentu mereka tidak pede mengusung capres dari internal partai. Sebab, peluang ditolak Golkar dan PPP sangat besar.
Karena itu, kalau PAN kemudian akan mengusung Ganjar tentu tidak mengagetkan.
Hal itu semakin terang benderang dengan respon positif dari PPP. Petinggi PPP sudah membuka peluang akan mengusung Ganjar setelah PAN menyatakan dukungannya. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif