jpnn.com, JAKARTA - Bencana dalam berbagai bentuk telah menjadi bagian kesejarahan umat Manusia. Pandemi Covid-19 telah memporak porandakan tatanan kehidupan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Hal ini menyebabkan hancurnya perekonomian dunia yang berimplikasi pada kehilangan banyak pekerjaan pada banyak orang.
BACA JUGA: Harapan Jokowi Saat Pelantikan Pengurus MAPORINA Periode 2021-2022
Pandemi ini telah menimbulkan efek bola salju pada masyarakat yang menyebabkan goyahnya kemandirian pangan.
Sementara itu, penurunan kualitas lahan sawah terutana karena kerusakan fisik dan kimiawi lahan serta penurunan keragaman hayati memunculkan kekhawatiran akan terjadinya ketidak berlanjutan produksi pertanian akibat penerapan revolusi hijau yang menggunakan bahan-bahan kimiawi untuk pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman secara masif.
BACA JUGA: Bersama 15 Perguruan Tinggi Mentan Dorong Pengembangan Inovasi Pertanian
Wakil Ketua Umum Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) Dr. Alizum Mashar mengatakan hal itu dalam pernyataan tertulis kepada media, Sabtu (5/3/2022).
Menurut Alizum, inovasi teknologi budi daya pertanian khususnya padi sawah sebagai upaya peningkatan produktivitas lahan melalui sistem pertanian berkelanjutan telah banyak ditemukan dan diterapkan diperbagai daerah baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah.
BACA JUGA: Bangun Pertanian Organik, Kabupaten Ciamis Bidik Petani Milenial
Bertani dengan sistem organik dan atau pertanian ramah lingkungan merupakan salah satu cara bertani disamping bertujuan untuk dapat menghasilkan produk yang tinggi dan berkualitas juga untuk konservasi dan memberdayakan sumber daya alam tanah yang subur, air yang tidak bercampur dengan polutan kimiawi dan keaneka ragaman hayati yang tinggi, suatu sistem produksi pertanian yang berazaskan daur ulang secara hayati.
Alizum mengatakan, menurut penelitian, lebih dari 70 persen lahan sawah di Indonesia berada berada dalam kondisi yang tidak sehat.
Kunci utama dalam penyehatan lahan adalah penambahan bahan organik, baik berupa kompos dan ataupun pupuk kandang shg kandungan bhn organik tanah berada pada kisaran antara 3 - 5 persen disertai pengelolaan lahan yg baik.
Lebih jauh Alizum mengatakan dengan pertanian sistem organik bisa diharapkan mencapai 3 tujuan yaitu berkelanjutan di bidang ekonomi, bidang ekologi dan sosial dengan cara menerapkan 4 prinsip pertanian: prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip kepedulian.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya dalam satu gerak langkah yang terpadu, terarah dan saling menunjang satu sama lain dengan harapan akhirnya Indonesia mampu menjadi produsen pertanian ranah lingkungan dunia.
Kegiatan Minggu (6/3/2022) adalah kegiatan panen padi varietas trisakti dengan teknologi pupuk microba google yang diyakini produktivitas per hektarenya berada di atas kisaran produksi rata-rata bertani konvensional di Indonesia.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich