jpnn.com, JAKARTA - Kasus pria memamerkan alat vital kepada perempuan di tempat umum marak terjadi akhir-akhir ini.
Dalam dua pekan terakhir, setidaknya sudah ada 2 kasus aksi ekshibisionis di wilayah DKI Jakarta.
BACA JUGA: Sheila Marcia Bongkar Masa Lalu, Sering Begituan dan Pakai Narkoba, Jangan Ditiru
Pada Sabtu (16/10) malam lalu, seorang pria nekat begituan sendiri di dekat motor milik perempuan yang dibuntutinya di kawasan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Aksi pamer anu di depan umum tersebut terekam CCTV hingga akhirnya heboh dan viral di media sosial.
BACA JUGA: Setelah Proses Panjang, Ridho Rhoma Akhirnya Divonis 2 Tahun Penjara
Selanjutnya, pada Jumat (15/10) lalu, seorang pengamen pria juga memamerkan alat vital kepada perempuan yang melintas di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat.
Aksi pengamen tersebut juga terekam CCTV sehingga ramai diperbincangkan di media sosial.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Kasus Ayah Taqy Malik Vs Mantan Pengacara
Soal kejadian tersebut, pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyampaikan analisisnya.
Dia mengatakan perilaku cabul tersebut tidak selalu dilatarbelakangi motif seksual namun kepribadian pelaku yang amat sangat rendah diri atau inferiority complex.
"Salah satu cara bagi orang semacam itu untuk mengompensasi perasaan rendah dirinya agar kemudian dia bergeser dari posisi inferior ke posisi yang superior adalah dengan melakukan tindakan ekshibisionisme," kata Reza Indragiri kepada JPNN.com, Kamis (28/10).
Lantas, apa alasan pelaku memamerkan alat vital kepada lawan jenis di ruang publik?.
Menurut Reza Indragiri, alasan pertama yaitu memamerkan alat vital adalah cara yang paling sederhana untuk mempertontonkan dominansi atas orang lain.
"Sekaligus inilah cara yang dalam waktu seketika bisa membuat kaget, bisa membuat terguncang, bisa membuat ketakutan luar biasa pada sasaran," jelasnya.
Reza Indragiri menilai alasan kedua oknum memamerkan alat vital yakni memunculkan hormon-hormon tertentu, termasuk hormon endorfin.
Menurutnya, hormon endorfin mengalir lebih deras pada tubuh pelaku, maka individu yang bersangkutan akan merasakan sensasi kebahagaiaan dan perasaan-perasaan positif lainnya.
"Inilah cara yang dalam waktu seketika akan bisa mengubah suasana hati dari yang semula kelam menjadi terang benderang," tambah Reza Indragiri. (cr1/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Dean Pahrevi