MATARAM-Pemerintah Kota Mataram menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Kantor Wali Kota, Selasa (4/2). Acara ini diikuti para pejabat dan pegawai lingkup Pemkot Mataram. Pemkot juga mengundang para marbot masjid se-Kota Mataram.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota H Ahyar Abduh menyampaikan kabar gembira kepada para marbot. Wali kota akan mengupayakan insentif untuk para marbot masjid. ‘’Pekerjaan marbot yang ikhlas perlu mendapat perhatian,’’ katanya.
Sementara itu, Syech Ali Jabir Al Madani dalam ceramahnya mengapresiasi para marbot masjid di Kota Mataram. Pada kesempatan itu, ustad yang kerap muncul di layar televisi itu memberikan sumbangan bagi marbot masjid. Syech Ali juga mengajak dua marbot asal Kota Mataram pergi umrah April mendatang. Biaya sepenuhnya ditanggung oleh Syech Ali.
Ketua Forum Komunikasi Marbot Masjid Kota Mataram H Hasbah mengungkapkan, marbot masjid yang ada di Kota Mataram memang bekerja dengan ikhlas membersihkan masjid. Marbot berusaha menyenangkan jamaah dengan kondisi tempat ibadah yang rapi dan bersih. ‘’Tidak berharap mendapat uang. Biasanya ada insentif yang diberikan oleh warga sekitar masjid,’’ ungkapnya.
Ditambahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagai marbot memiliki pekerjaan sampingan. Namun, pekerjaan sampingan itu tidak akan menganggu kesehariannya di masjid. Marbot harus menjaga keadaan masjid dari Subuh hingga Isya. ‘’Jamaah akan marah bila masjid tidak bersih,’’ sambungnya.
Hasbah bersyukur ketika wali kota akan mengupayakan insentif untuk para marbot. Dikatakan, saat ini, jumlah marbot masjid di Kota Mataram 285 orang dari total jumlah masjid 223 buah. Jumlah marbot tiap masjid berbeda-beda tergantung besar masjid tersebut. ‘’Ada yang satu masjid hanya satu, ada juga dua, ada juga yang sampai enam,’’ sebutnya.
Salah satu marbot, Amrulloh mengatakan, dari masjid memang tidak ada anggaran khusus menggaji marbot. Dia mendapat insentif yang bersumber dari sumbangan warga. Marbot Masjid Nurul Huda, Pagesangan Baru, ini senang saat pemerintah memberi perhatian pada marbot. ‘’Saya sudah lima tahun jadi marbot. Saya tinggal di masjid,’’ katanya.
Meski menjadi marbot, bukan berarti tidak ada kesempatan untuk menimba ilmu. Dia tetap bisa menyelesaikan kuliah meski hanya menjadi marbot masjid. Bahkan, tahun depan dia akan memperoleh gelar magister. ‘’Saya kuliah S2, itu juga karena marbot,’’ lanjut calon Magister Pendidikan Agama Islam ini.(feb)
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota H Ahyar Abduh menyampaikan kabar gembira kepada para marbot. Wali kota akan mengupayakan insentif untuk para marbot masjid. ‘’Pekerjaan marbot yang ikhlas perlu mendapat perhatian,’’ katanya.
Sementara itu, Syech Ali Jabir Al Madani dalam ceramahnya mengapresiasi para marbot masjid di Kota Mataram. Pada kesempatan itu, ustad yang kerap muncul di layar televisi itu memberikan sumbangan bagi marbot masjid. Syech Ali juga mengajak dua marbot asal Kota Mataram pergi umrah April mendatang. Biaya sepenuhnya ditanggung oleh Syech Ali.
Ketua Forum Komunikasi Marbot Masjid Kota Mataram H Hasbah mengungkapkan, marbot masjid yang ada di Kota Mataram memang bekerja dengan ikhlas membersihkan masjid. Marbot berusaha menyenangkan jamaah dengan kondisi tempat ibadah yang rapi dan bersih. ‘’Tidak berharap mendapat uang. Biasanya ada insentif yang diberikan oleh warga sekitar masjid,’’ ungkapnya.
Ditambahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagai marbot memiliki pekerjaan sampingan. Namun, pekerjaan sampingan itu tidak akan menganggu kesehariannya di masjid. Marbot harus menjaga keadaan masjid dari Subuh hingga Isya. ‘’Jamaah akan marah bila masjid tidak bersih,’’ sambungnya.
Hasbah bersyukur ketika wali kota akan mengupayakan insentif untuk para marbot. Dikatakan, saat ini, jumlah marbot masjid di Kota Mataram 285 orang dari total jumlah masjid 223 buah. Jumlah marbot tiap masjid berbeda-beda tergantung besar masjid tersebut. ‘’Ada yang satu masjid hanya satu, ada juga dua, ada juga yang sampai enam,’’ sebutnya.
Salah satu marbot, Amrulloh mengatakan, dari masjid memang tidak ada anggaran khusus menggaji marbot. Dia mendapat insentif yang bersumber dari sumbangan warga. Marbot Masjid Nurul Huda, Pagesangan Baru, ini senang saat pemerintah memberi perhatian pada marbot. ‘’Saya sudah lima tahun jadi marbot. Saya tinggal di masjid,’’ katanya.
Meski menjadi marbot, bukan berarti tidak ada kesempatan untuk menimba ilmu. Dia tetap bisa menyelesaikan kuliah meski hanya menjadi marbot masjid. Bahkan, tahun depan dia akan memperoleh gelar magister. ‘’Saya kuliah S2, itu juga karena marbot,’’ lanjut calon Magister Pendidikan Agama Islam ini.(feb)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baperjakat Rancang Formasi Pejabat Pemprov Sulsel
Redaktur : Tim Redaksi