Marcell Domits pun Sempat Ingin Pulang

Rabu, 01 Juni 2011 – 11:21 WIB
Marcella Zalianty. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos
JAKARTA - Film Batas yang diproduseri Marcella Zalianty sudah tayang di bioskop sejak 19 Mei laluBeragam respons positif telah dituai

BACA JUGA: Zaskia, Tolak Stripping Demi Irwansyah

Film yang bercerita tentang problematika dan dinamika kehidupan sosial masyarakat yang tinggal di Kecamatan Entikong, Kalimantan Barat, itu mampu membuka mata penontonnya.

Betapa selama ini banyak orang yang tidak menyadari bagaimana kehidupan masyarakat yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia tersebut
Mereka hidup dengan segala keterbatasan, baik infrastruktur, sosial, maupun pendidikan.

Mengetahui sedikit tentang kondisi perbatasan, rasanya bisa dibayangkan seperti apa beratnya medan di sana

BACA JUGA: Rossa Jadi Incaran Produser

Film yang disutradarai Rudi Soedjarwo itu melakukan pengambilan gambar di pedalaman Kalimantan tersebut selama kurang lebih satu bulan
Banyak cerita yang dialami tim juga pemain selama berada di sana.

Kemarin (31/5) Marcella yang juga menjadi pemeran utama bernama Jaleswari, Marcell Domits (Adeus), serta Alifyandra (Borneo) berkunjung ke redaksi Jawa Pos Jakarta

BACA JUGA: Syahrini Cuek Dikabarkan Operasi Plastik

Ketiganya bercerita tentang proses di balik pembuatan film yang pada Agustus nanti akan menjadi opening di Festival Film Indonesia (FFI) di Australia ituMeski sudah melakukan survei sebelum melakukan proses produksi, Marcella mengatakan shock seperti halnya tim dan pemain yang lain.

"Yang bikin surprise adalah masalah jalananSaya sudah survei sebelumnyaTapi, yang akhirnya digunakan untuk pusat syuting adalah Desa Punti Kayan karena secara artistik paling oke dan paling leluasa gerak kameranyaNah, desa itu saya hanya lihat dari foto," cerita istri pembalap Ananda Mikola tersebut.

Desa di Kecamatan Entikong itu dari Pontianak harus ditempuh antara 7 hingga 10 jam dengan kendaraanDi Entikong terdapat sembilan desa yang untuk mencapainya harus menggunakan sampan dengan variasi waktu"Antara satu sampai sembilan jam naik sampanYang sembilan jam itu jarak tempuh dari Entikong ke desa terluar," lanjutnya.

Itu dari sisi jalananBelum lagi tim dan pemain harus bertahan selama sebulan tanpa listrik dan sinyal telepon selulerKondisi tersebut dirasa begitu berat, apalagi bagi Marcell Domits dan Alifyandra yang baru pertama merasakan syuting filmMarcell yang berperan sebagai seorang guru bernama Adeus mengaku sempat stres dan frustrasi sampai hampir memutuskan untuk pulang.

"Saya benar-benar digembleng Mas Rudi untuk aktingnyaBaru pertama main, langsung film beratSaya benar-benar merasa ingin pulang saja saat melakoni sebuah adegan," ungkap mantan atlet bulu tangkis itu.

Perasaan tersebut kuat muncul ketika Marcell harus melakoni adegan dirinya disiram airDi situ dia diceritakan mengalami kebimbangan di antara dua pilihan"Sampai 21 kali takeSaya sampai mikir apa saya terlalu bodohBegini saja nggak bisaHati saya mau meledak rasanyaMau nangis, tapi maluBuat saya, itu sudah maksimal, tapi Mas Rudi merasa belumAkhirnya saya nangis beneran itu, pas disiram airKan nggak kelihatan kalau saya nangis," kenangnya lantas tertawa.

Si kecil Alifyandra juga mengatakan takut dengan sutradaraRudi memang terkenal detail untuk masalah aktingNamun, bocah sembilan tahun itu tidak merasa keberatan dengan alam pedalamanDia justru merasa senang bisa bergaul dengan anak-anak di sana"Di sana itu anak-anak sering bakar jangkrik, lalu dimakanSaya juga makanRasanya sebenarnya enak, seperti udangTapi, karena saya belum pernah makan sebelumnya, ternyata setelah makan, saya alergiBibirnya gatel," cerita siswa Singapore International School Jakarta itu(jan/c9/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penghargaan 1 Juta Kopi Agnes Monica


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler