jpnn.com, JAKARTA - Pasangan ganda putra Indonesia juara All England 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo mengakui ada perbedaan dalam laga final di 2017 lalu dan saat ini.
Pada edisi sebelumnya Marcus merasa atmosfernya lebih menegangkan dan grogi dibandingkan edisi kali ini. Kondisi tersebut tak bisa dilepaskan dari pengalaman yang telah mereka dapatkan dalam posisi yang sama.
BACA JUGA: Sebegini Hadiah yang Diterima Marcus/Kevin dari Pemerintah
"All England yang pertama dulu lebih grogi. Sementara yang tahun ini kami lebih tenang dan tak buru-buru," terang Marcus dalam penyambutan kedatangan mereka di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (20/3) malam.
Namun demikian, bukan berarti dia dan Kevin benar-benar tak memiliki rasa deg-degan selama menjalani pertandingan. Hanya, Marcus mengaku saat ini lebih bisa mengontrol rasa tegangnya itu.
BACA JUGA: Arti Suporter Buat Marcus/Kevin
Berbeda dengan Kevin yang mengingat bahwa ketegangan, nervous yang dirasakannya justru bukan di dalam lapangan, tapi saat malam menghadapi pertadingan final.
"Memang benar kata Marcus, yang pertama lebih berat. Kalau sekarang, kami juga tegang, kalau saya pribadi sih sempat nervous juga, sampai kebawa malamnya itu nggak bisa tidur," tegasnya.
BACA JUGA: Siapa yang Bisa Hentikan Marcus/Kevin?
Hanya, setelah melalui kondisi yang lebih menegangkan di 2017 Kevin mulai bisa mengendalikam rasa deg-degan dan tegang itu di atas lapangan dalam laga final.
"Kami senang, kami bisa menang, bikin sejarah, kami juga bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan masyarakat bangga," tandasnya.
Dalam laga final All England 2018 sektor ganda putra ini, pasangan yang dijuluki The Minions tersebut mampu menaklukkan pasangan asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-18 dan 21-17. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Pengakuan 2 Bule Denmark Korban Kehebatan Marcus/Kevin
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad