Mari Elka Kerja Bakti Juga-MKBJ 2012

Jumat, 30 November 2012 – 15:08 WIB
KERJA bakti pekan lalu bertema: Mari Kerjabakti Bareng Jokowi 2012 -yang disingkat MKBJ 2012. Minggu pagi ini, masih sama: MKBJ 2012. Kependekan dari: Mari Elka Pangestu Kerja Bakti Juga 2012. Momentumnya juga tetap, di Gerakan Mandiri Kotaku Bersih Jakartaku (MKBJ)!

Sebuah gerakan bersih-bersih kota Jakarta, yang diprakarsai Bank Mandiri dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungannya, bersama INDOPOS. Lokasinya, di Kompleks Kodamar RT 12, RT 13, RW 03, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

jpnn.com - Anda mau gabung? Ayo saja. Pilih lokasi kerja bakti terdekat dengan kawasan di mana Anda tinggal. Karena pagi ini ada puluhan titik bekerja bakti, untuk menata lingkungannya, memperbaiki saluran air, menanam pohon, mempercantik estetika dan wajah kompleks, dan membuat karya local wisdom. 

Apa kaitannya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Mari Elka Pangestu kok ikut hadir, memberi dukungan moril pada kegiatan sosial seperti ini? Apa kompetensinya? Tentu banyak pertanyaan liar yang berkecamuk di pikiran public. Pertama, gerakan MKBJ ini selain melombakan kreativitas warga dalam menata lingkungan, juga mengkompetisikan karya original warga Jakarta. Kami menamakan "local wisdom" atau kearifan lokal. 

Ada yang membuat kerajinan tangan seperti tas, tikar, tempat tisu, hiasan dinding, tenun, bunga-bunga dari bahan recycle, dan lain-lain. Ada juga yang membuat produk kuliner, kue, makanan khas, bir pletok -kalau di Jawa Tengah, mirip wedang secang, ramuan yang berwarna merah, oleh rempah dan hangat. Ada yang membuat hiasan dinding dari daun-daunan yang dikeringkan. 

Bapak-bapak juga membuat kompos, memanfaatkan sampah dari daun-daunan kering yang diproses dan setiap kerja bakti minggu pagi. Memang, rata-rata masih belum diproduksi masal, karena masih didistribusi ke warga untuk pupuk organik taman-taman di sekeliling rumahnya. Ada yang memanfaatkan lahan sempit dengan membuat kolam lele, patin, mujahir dan belut. Semuanya dikelola secara gotong royong, dengan prinsip dari, oleh dan untuk warga masyarakat. 

Kedua, Gerakan MKBJ 2012 ini memang dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat di tingkat RT-RW, yang tidak mungkin dijangkau oleh tangan-tangan birokrasi. Tidak mungkin seorang gubernur, walikota, camat, lurah, menyelesaikan problem-problem teknis sampai ke RT-RW. Terutama soal manajemen sampah, penataan lokasi, kebersihan kawasan, estetika kompleks, dan sebangsanya. Karena itulah kami dorong agar warga secara kreatif menentukan dan mewujudkan kenyamanan di lingkungan terdekatnya. 

Mimpi kami, Kota Jakarta dengan segala hiruk pikuk dan jutaan warga penghuninya ini cantik di semua lini. Tidak hanya indah di taman Monas, taman Suropati, taman Menteng, sepanjang Sudirman-Thamrin saja. Tetapi juga cantik di semua pelosok, dari RT ke RT. Tampak bersih, sehat, dan menyenangkan penghuninya. Cantiknya Jakarta, adalah modal yang amat bernilai bagi pariwisata. Cantiknya Jakarta akan menjadi daya tarik industri pariwisata yang menjual objek-objek penting di ibu kota. 

Ketiga, Jakarta adalah contoh, trend setter, kiblat bagi daerah-daerah dalam segala program. Sukses sebuah program di Jakarta, akan menjadi bahan yang bisa dikembangkan di daerah lain dengan modifikasi yang sesuai dengan alam dan sosial masyarakatnya. Paling tidak, program yang sudah berlangsung dalam dua periode MKBJ ini bisa menjadi model untuk menaikkan social responsibility warga terhadap lingkungannya sendiri. 

Karena itu, masuk akal jika progam ini juga mendapat apresiasi oleh Menteri Parekraf Ibu Mari Elka Pangestu. Hingga semalam, saya amati warga yang hendak dikunjungi menparekraf itu, sangat antusias dan penuh semangat. Mereka sangat ingin menampilkan kebolehannya baik dari sisi seni budaya, kerajinan, sampai kekompakan warganya. Tua, muda, anak-anak, laki-laki, perempuan, semua bergabung bekerja bakti. Merinding, melihat keseriusan mereka, mempersiapkan segala penyambutannya. Betul-betul original, khas dari, oleh dan untuk warga. 

Gerimis pun seolah tidak digubris. Hujan betul-betul bermakna berkah. Hebat, kompak, penuh dedikasi, tanpa disuruh, sudah menyiapkan segala sesuatunya secara mandiri. Betul-betul mandiri. Coba, kalau 50 persen kompleks di Jakarta, memiliki spirit bergotong royong seperti yang saya lihat di kompleks Kodamar Kelapa Gading itu? Wow! Pekerjaan pemerintah pasti akan sangat terbantu! 

Warga pun mengisahkan, saat bencana banjir Jakarta 2007 dan 2002 lalu. Itulah pelajaran yang tak bisa terlupakan sepanjang sejarah kompleks itu. Air menerobos masuk ke perumahan hingga 1,5 meter lebih. Lumpur, ular, sampah, semuanya masuk rumah tanpa permisi. Karena itulah, mereka berkeyakinan, bahwa benteng pertahanan yang paling kuat menghadapi ancaman banjir adalah kerja bakti, gotong royong, menata saluran air, menanam pohon, manajemen sampah, dan kemandirian. 

Karena itu, bagi warga, MKBJ ini menjadi sarana merevitalisasi kerja bakti secara lebih terstruktur, terencana, dan makin kompak. Anda nggak percaya? Yuk, ikut bergabung! Bekerja bakti bersama warga di sana! (*)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Mutiara di Balik Badai Megastorm Sandy

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler