JAKARTA - Kursi ketua umum Partai Demokrat yang kosong mulai memantik diskusi panas. Beberapa nama yang dianggap berpotensi menjadi ketua umum sudah bermunculan. Salah satu nama yang cukup santer terdengar adalah Wakil Ketua Dewan Pembina yang kini tengah menjabat Ketua DPR Marzuki Alie.
"Saat kongres, dukungan terbesar setelah Anas Urbaningrum adalah Marzuki Alie," kata anggota Dewan Pembina PD Hayono Isman di gedung DPR, Kamis (28/2).
Dia menyampaikan, Marzuki memiliki dukungan rill di daerah. "Soal pengelolaan lapangan, dukungan semacam itu penting," ungkapnya.
Bukan hanya itu, Hayono mengakui bahwa Marzuki Alie pernah menyatakan kesiapan untuk memimpin PD. "Sebagai kader wajar kalau Pak Marzuki siap. Saya sendiri belum dengar dari yang lain," kata anggota Komisi I DPR, itu.
Point plus yang lain, lanjut Hayono, Marzuki Ali tidak punya ambisi menjadi capres. Marzuki yang berdarah Palembang itu, menurut dia, menyadari konstelasi politik sekarang masih mengharapkan tampilnya sosok pemimpin berdarah Jawa.
Di samping itu, Hayono mengingatkan ada tradisi di internal PD bahwa siapapun yang menjadi ketua umum tidak boleh maju sebagai capres. Baik Subur Budhisantoso (2001-2005), maupun Hadi Utomo (2005-2010), tidak ada yang nyapres. Baik dalam Pilpres 2004, maupun Pilpres 2009, PD terus mengusung SBY sebagai capres.
"Tradisi ini harus diteruskan. Ketua umum sepenuhnya mengurusi mesin partai. Tidak boeh tergoda menjadi capres," kata Hayono.
Partai Demokrat, sambung Hayono, juga tidak tersandera dan bisa memilih kandidat capres yang lainnya. "Siapa tahu ada yang lebih baik dari ketua umum. SBY membuktikan itu bisa dilakukan PD," tegasnya.(pri/dyn)
"Saat kongres, dukungan terbesar setelah Anas Urbaningrum adalah Marzuki Alie," kata anggota Dewan Pembina PD Hayono Isman di gedung DPR, Kamis (28/2).
Dia menyampaikan, Marzuki memiliki dukungan rill di daerah. "Soal pengelolaan lapangan, dukungan semacam itu penting," ungkapnya.
Bukan hanya itu, Hayono mengakui bahwa Marzuki Alie pernah menyatakan kesiapan untuk memimpin PD. "Sebagai kader wajar kalau Pak Marzuki siap. Saya sendiri belum dengar dari yang lain," kata anggota Komisi I DPR, itu.
Point plus yang lain, lanjut Hayono, Marzuki Ali tidak punya ambisi menjadi capres. Marzuki yang berdarah Palembang itu, menurut dia, menyadari konstelasi politik sekarang masih mengharapkan tampilnya sosok pemimpin berdarah Jawa.
Di samping itu, Hayono mengingatkan ada tradisi di internal PD bahwa siapapun yang menjadi ketua umum tidak boleh maju sebagai capres. Baik Subur Budhisantoso (2001-2005), maupun Hadi Utomo (2005-2010), tidak ada yang nyapres. Baik dalam Pilpres 2004, maupun Pilpres 2009, PD terus mengusung SBY sebagai capres.
"Tradisi ini harus diteruskan. Ketua umum sepenuhnya mengurusi mesin partai. Tidak boeh tergoda menjadi capres," kata Hayono.
Partai Demokrat, sambung Hayono, juga tidak tersandera dan bisa memilih kandidat capres yang lainnya. "Siapa tahu ada yang lebih baik dari ketua umum. SBY membuktikan itu bisa dilakukan PD," tegasnya.(pri/dyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarankan Pengganti Anas Tetap Kader PD
Redaktur : Tim Redaksi