JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Marzuki Alie menilai dokumen yang berisi aliran uang dari M Nazaruddin ke Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas perlu diklarifikasi. Sebab, bisa saja dokumen itu hasil rekayasa.
"Ini harus diteliti, diklarifikasi dan diuji. Kita enggak boleh berfantasi, ini berbahaya, data ini bisa diketik. Namun saya enggak tahu data ini yang diakui Yulianis atau tidak, saya enggak dengar," ujar Marzuki di DPR, Jakarta, Jumat (1/3).
Namun bekas Sekjen PD itu enggan berkomentar mengenai dugaan bahwa Ibas terlibat dalam kasus Hambalang. Menurutnya, lebih baik dugaan hal itu diteliti KPK.
"Kita kok susah-susah, kan tugas KPK. Biarkan saja KPK bekerja. Dia akan bertanggung jawab kepada Tuhan. Bangsa ini tidak akan benar dan baik kalau kita selalu curiga terhadap orang," pungkasnya.
Seperti diketahui, kini beredar luas dokumen laporan keuangan PT Anugerah Nusantara yang menyebut putra bungsu Presiden SBY itu ikut mendapat aliran dana dari salah satu perusahaan milik Nazaruddin tersebut. Nama Ibas tertera dalam dokumen yang diduga milik bekas Direktur Keuangan PT Anugerah, Yulianis.
Ibas tercatat empat kali menerima uang yakni pada 29 April 2010 sebesar USD 200 ribu dolar AS atau setara Rp 1.806.000.000 (kurs Rp 9.030). Uang tersebut diterima Ibas dalam dua tahap. Asing-masing tahap sebesar Rp 903.000.000.
Kemudian, Ibas kembali menerima uang pada tanggal 30 April 2010. Seperti halnya pada tahap pertama, saat itu, menantu Menko Perekonomian Hatta Rajasa itu menerima uang sebanyak dua kali pula dengan total Rp 1.806.000.000. Dalam dokumen itu, Ibas disebut telah mendapat total uang senilai Rp 3.612.000.000.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Tuding Menhub tak Serius Cegah Kecelakaan
Redaktur : Tim Redaksi