"Apapun iklan tersebut sangat tidak etis, artinya TKI diperlakukan sebagai komoditi," kata Marzuki kepada JPNN, Senin (29/10).
Menurut Marzuki, sudah menjadi tugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk mencari tahu di balik iklan tersebut.
"Itu tugas BNP2TKI untuk menelusuri latar belakang iklan tersebut. Yang jelas itu memang merendahkan sekali, sangat tidak etis," ujar Marzuki.
Lantas apakah akan ada nota protes dari RI ke Malaysia?, "Jangan mudah-mudah protes, diinvestigasi dululah," tegas Marzuki.
Lebih jauh dia mengatakan, sebagai negara yang bertetangga memang ada saja yang menginginkan tidak akur. "Karena jika ASEAN ini bersatu, akan menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia," ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu mengingatkan agar seluruh elemen bangsa lebih hati-hati terhadap issue ataupun kejadian-kejadian yang bisa memecah dengan negara-negara tetangga.
"Kalau kita pecah, maka banyak yang mengambil kesempatan dan keuntungan dari konflik tersebut," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNP2TKI Kecam Promosi TKI On Sale di Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi