jpnn.com - DENPASAR - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo menyempatkan waktunya bersilaturahmi dengan para jurnalis di Denpasar, Bali, Senin (17/2). Pria yang minta dipanggil Mas Edhie itu tiba di Bali dalam rangka Debat Bernegara sebagai rangkaian kegiatan konvensi yang akan digelar, Selasa (18/2).
Edhie menyinggung soal akar budaya yang tak boleh dilakukan meskipun pembangunan gencar-gencarnya dilakukan. Pernyataan ini menyikapi rencana reklamasi Tanjung Benoa dan menjadikan Puri Besakih menjadi kawasan industri wisata di Bali.
BACA JUGA: Jawa Paling Rawan Pencurian Suara
"Saya berharap kepentingan akar budaya dan kepentingan ekonomi komersil bisa dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat oleh pemerintah dan warga sekitar untuk memberikan yang terbaik, khususnya warga Bali," ujar Edhie.
Edhie menjelaskan bahwa industri parawisata menjadi tulang punggung pendapatan dan penghidupan masyarakat di Bali. Tapi lebih dari itu, yang perlu diprioritaskan pula adalah pertahanan dan keamanan karena wisata akan menjadi jualan jika turis merasa nyaman.
BACA JUGA: Bawaslu Siap jika Pemerintah Tolak Mitra PPL
"Kita tau persis dampak pemboman yang beberapa kali terjadi di Bali. Kehidupan masyarakat yang bertopang pada industri parawisata saat itu seperti mati suri dan berdampak terhadap citra Indonesia di dunia. Saya tidak ingin hal buruk tersebut terjadi lagi, pertahanan dan keamanan akan saya perkuat jika saya diberikan amanah oleh rakyat untuk memimpin Indonesia," tegas Edhie.
Mengenai reklamasi Pantai Tanjung Benoa, Edhie tak melarang, namun ia meminta agar investor dan pemerintahan daerah lebih baik mengembangkan daerah yang masih tertinggal.
BACA JUGA: Paloh Yakin Penembakan Bermotif Politik
"Hasil kunjungan saya beberapa kali ke Bali, saya lihat Bali Utara dan Selatan masih tertinggal dan berpotensi untuk dikembangkan, misalnya di Singaraja," pintanya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Makin Percaya Diri Hadapi Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi