jpnn.com, JAKARTA - Dampak wabah virus corona Covid-19 dirasakan banyak sektor, tak terkecuali dunia pendidikan.
Berbagai upaya menerapkan pembatasan sosial harus dilaksanakan demi mencegah meluasnya penyebaran virus korona. Salah satunya adalah ”merumahkan” dunia pendidikan.
BACA JUGA: Belajar Daring Kurangi Kebiasaan Main Game Siswa
Pemerintah pun meminta pendidikan di berbagai jenjang menerapkan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.
Pada 12 Maret 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan dua surat edaran terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. Yang pertama, surat edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud.
BACA JUGA: RRI Dukung Program Belajar di Rumah, di Akhir Acara Ada Kuis Berhadiah
Kedua adalah surat edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan yang berisi panduan langkah-langkah mencegah berkembangnya penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan.
Tidak lama berselang Mendikbud Nadiem Makarim kembali menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran ini adalah tentang belajar dari rumah.
BACA JUGA: Sri Mulyani Anggap Glenn Fredly Teman, Simak juga Kalimat Dukacita Ahok dan Anies
Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
Pembelajaran daring/jarak jauh juga difokuskan pada peningkatan pemahaman siswa mengenai virus korona dan wabah Covid-19.
Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.
Bukti atau produk aktivitas belajar diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
Kebijakan tersebut tidak menyurutkan siswa dan sekolah untuk tetap melakukan proses belajar dengan melakukan berbagai inovasi pembelajaran.
Seperti yang dilakukan Sekolah Pribadi Depok. Sekolah ini menerapkan alternatif pembelajaran secara daring selama masa karantina mandiri berlangsung.
"Program pembelajaran daring di Sekolah Pribadi Depok ini resmi dilaksanakan sejak 17 Maret hingga sekarang," kata Feri Adrison selaku GM Pribadi Depok Bilingual School, Kamis (9/4).
Selama masa karantina, lanjutnya, para siswa tetap mendapatkan pembelajaran secara tatap muka dengan guru mata pelajaran (mapel) masing-masing sesuai jadwal yang telah ditetapkan setiap harinya dengan durasi 20 menit untuk satu jam pelajaran.
Dan ditambahkan dengan tugas harian yang terukur sehingga tidak memberatkan siswa dalam mengerjakan setiap harinya.
"Guru mengadakan tatap muka virtual dengan memanfaatkan aplikasi Go Guardian memonitor laptop siswa pada saat pembelajaran, Google Classroom digunakan sebagai kelas virtual, Zoom digunakan untuk video tatap muka dan platform digital lain yang sangat interaktif dan menarik," terang Feri.
Dengan fitur-fitur dan aplikasi tersebut guru juga bisa memantau kehadiran dan keaktifan siswa. Demikian pula para siswa bisa berdiskusi dengan guru dan siswa lain di dalam kelas tersebut.
Sekolah Pribadi Depok sendiri telah merintis digital learning sejak tiga tahun lalu sehingga memudahkan siswa dalam penerapan online learning sekarang ini.
Sebagai sekolah yang berafiliasi dengan Google for Education, Pribadi Depok mendapatkan akses penyimpanan data yang tidak terbatas bagi guru dan siswanya.
Sekolah Pribadi Depok juga telah membuatkan akun email resmi untuk seluruh siswa SD-SMP-SMA sejak pertama mereka bergabung di sekolah.
Hal ini memudahkan sekolah untuk mengakses segala bentuk platform yang dibuat dan disepakati. Email resmi ini juga mempermudah orang tua untuk mengakses kegiatan dan hasil proses pembelajaran.
"Melalui aplikasi juga, kami tetap berkomunikasi dengan orang tua siswa untuk memberikan kritik dan sarannya selama proses pembelajaran di rumah ini berlangsung," ucapnya.
Setiap selesai proses pembelajaran, ada evaluasi kepada siswa untuk mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali dari proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa tetapi juga guru-guru. Para tenaga pendidik ini bisa mengukur sejauh mana pemahaman siswa terkait materi yang sudah disampaikan hari itu.
Feri percaya, kerja sama yang baik antara orang tua dan sekolah akan membuat siswa merasa nyaman dan tetap mendapat haknya sebagai seorang pelajar. Dengan adanya kerja sama yang baik ini pula semua pihak dapat menjalankan perannya masing-masing dengan mudah dan nyaman.
"Peran sekolah dalam mengelola online learning ini sangat besar sekali, kebijakan yang diterapkan sekolah akan berimbas pada efektivitas selama pembelajaran," tegasnya.
Selain untuk proses pembelajaran, Sekolah Pribadi Depok juga memanfaatkan aplikasi komunikasi jarak jauh untuk berkoordinasi dengan semua guru demi tetap menjaga kualitas dan kebersamaan.
Di samping mengimbau agar siswa dan guru untuk tetap berada di rumah, juga membatasi kegiatan di luar rumah sesuai imbauan pemerintah. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad