jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dan aktris muda Prilly Latuconsina berbincang tentang pentingnya belajar di luar kelas bagi mahasiswa.
Hal ini berlangsung dalam Dialog Eksklusif Mas Menteri Bersama Figur Publik pada Selasa (19/7).
BACA JUGA: Kemendikbudristek Raih WTP ke-9 Kali, Mas Nadiem: Alhamdulillah
Dalam dialog tersebut, Mas Nadiem, sapaannya, bertanya kepada Prilly Latuconsina soal pengalamannya saat kuliah.
Sebagai sosok yang peduli terhadap pendidikan, Prilly memberi apresiasi kepada Menteri Nadiem yang telah menginisiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dan memperoleh banyak pengalaman berharga.
BACA JUGA: Kagum dengan Prilly Latuconsina, Junior Roberts: Cara Berpikir Dia Itu...
"Dengan kesempatan belajar di luar kelas, kita bisa mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang mungkin tidak akan didapatkan di dalam jurusan kita," ucap Prilly.
Dialog Mendikbudristek bersama Prilly menjadi bagian dari Road to Festival Kampus Merdeka Part 2.
BACA JUGA: Mas Nadiem Ungkap Peran Besar Buya Syafii di Balik Lahirnya Kurikulum MerdekaÂ
Kepada Nadiem Makarim, aktris yang masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia ini mengutarakan program MBKM adalah sesuatu yang transformatif dan telah lama ia harapkan bagi pendidikan di Indonesia.
"Waktu kuliah, kami hanya mendapatkan apa yang sesuai dengan jurusan kami. Sekarang, dengan adanya program MBKM, mahasiswa punya kesempatan dua semester belajar di luar kelas," kata Prilly takjub.
Menurut Prilly, melalui kesempatan belajar di berbagai tempat dan dengan banyak pihak inilah nantinya mahasiswa bisa lebih siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab di dunia kerja yang jauh berbeda dengan saat belajar di kampus.
Prilly juga mengungkapkan bahwa ia langsung tertarik setelah mendengar informasi terkait salah satu program baru MBKM yang diluncurkan pada tahun 2022, yaitu program Praktisi Mengajar.
"Senang banget, saya langsung daftar (Praktisi Mengajar). Saya ambil yang short-term dulu. Jadi, masuk ke kelas dua kali,” ucapnya.
Dia juga menceritakan pengalamannya sebagai seorang pengusaha produk kecantikan yang pernah menerima mahasiswa magang dari berbagai jurusan berbeda dan tidak berkaitan secara langsung dengan industri tersebut.
Meski demikian, melalui pengalaman tersebut mahasiswa bisa belajar mengenali potensi diri serta menemukan kesempatan serta peluang kerja yang belum diketahui sebelumnya.
Serupa dengan pengalamannya, Nadiem Makarim mengatakan perbedaan antara jurusan yang diambil dengan jenjang karier yang kemudian dijalankan memang merupakan hal yang normal dan banyak terjadi di luar negeri.
Di Indonesia sendiri, data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen mahasiswa menekuni karier yang tidak berkaitan dengan program studi yang diambil di bangku kuliah.
Bagaimanapun, kata Menteri Nadiem, pendidikan S1 merupakan waktunya mahasiswa mengalami berbagai macam hal. Usia 18-21 tahun merupakan proses self-discovery.
"Untuk membantu mereka dalam melalui proses tersebut, akan jauh lebih mudah kalau mahasiswa langsung terjun merasakan pengalaman dunia nyata, yaitu dengan kesempatan belajar di luar kelas selama dua sampai tiga semester,” terang Menteri Nadiem.
Pada akhir dialog, Mendikbudristek menyampaikan harapannya agar Prilly dapat membagi inspirasi bagi generasi muda Indonesia lainnya untuk terus semangat mengembangkan diri dan menggapai cita-cita.
“Semoga teman-teman bisa mengambil pembelajaran yang berharga dan terus terdorong menjadi mahasiswa yang merdeka dengan Kampus Merdeka,” ungkapnya.
Road to Festival Kampus Merdeka Part 2 merupakan kelanjutan dari Road to Festival Kampus Merdeka Part 1, yang digelar menyambut Festival Kampus Merdeka (FKM).
FKM yang rencananya akan diselenggarakan pada akhir tahun 2022 mendatang menjadi tindak lanjut pencapaian strategis dalam peningkatan keberlanjutan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). (esy/jpnn)
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Mesyia Muhammad