jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim meminta para pejabat mengembangkan kompetensinya untuk menghadapi tantangan global megatrends.
Menurutnya, saat ini terjadi perubahan besar pada bidang ekonomi, sosial, politik, geostrategi, dan teknologi yang akan berdampak terhadap kebutuhan dan struktur pasar energi global.
Oleh karena itu, kata Nadiem, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah membekali para pejabat pimpinan tinggi pratama (JPT) dengan kompetensi kepemimpinan strategis.
"Dibutuhkan pemimpin yang mampu memberikan arah dan inspirasi dalam melaksanakan visi, misi organisasi, dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi,” jelas Nadiem saat memberikan sambutan di Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II angkatan 6 tahun 2021, Selasa (23/3).
BACA JUGA: Seleksi PPPK 2021: Guru Honorer K2 Meragukan Janji Mas Nadiem, Waswas Diuji Kompetensi Teknis
Pelatihan ini, lanjutnya, bertujuan mengembangkan kompetensi peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial JPT Pratama.
Nadiem meminta para pemimpin strategis mengantisipasi perubahan di lingkungan eksternal organisasi dan bisa memengaruhi kinerja organisasinya dengan baik.
BACA JUGA: Mas Nadiem, Jangan Lupa Janji pada Guru Honorer, Katanya PPPK Bisa Diangkat jadi PNS
Menurutnya, pemimpin harus mampu bersaing dan membangun kompetensi, mengevaluasi implementasi dan membuat penyesuaian secara strategis, dan menjadi komunikator yang efektif.
"Bangun tim kerja yang efektif, efisien, dan memotivasi, agar mampu menentukan tujuan prioritas yang tepat," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Jendral Kemendikbud, Ainun Na’im menjelaskan mengenai lokus visitasi kepemimpinan nasional (VKN) dan visitasi agenda pembelajaran bagi peserta pelatihan PKN tingkat II.
Negara yang dikunjungi untuk lokus VKN yaitu Tiongkok dan India. Sedangkan lokus pada kegiatan visitasi agenda, pembelajaran yaitu ke PT. KAI dan ke Universitas Muhammadiyah Malang yang dilakukan melalui virtual.
Sementara itu Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia, Adi Suryanto berpesan kepada seluruh peserta untuk belajar menjadi seorang pemimpin perubahan dengan menggunakan metode experiential learning (pembelajaran pengalaman).
Menurutnya, syarat untuk menjadi pemimpin perubahan pertama adalah harus mampu memetakan masalah dalam organisasi dan yang kedua adalah mencari solusi masalah kebijakan.
“Jika ingin menjadi pemimpin perubahan harus menguasai permasalahan dari organisasi, bahkan sekecil jarum jatuh pun harus dimengerti,” ujar Adi dalam arahannya setelah membuka PKN tingkat II angkatan 6 Tahun 2021 secara resmi.
Peserta PKN tingkat II seluruhnya berjumlah 60 orang, terdiri atas 50 peserta dari Kemendikbud, Kepolisian 5 orang, BPK 1 orang, KPK 2 orang, Dinas Pendidikan Kota Cirebon 1 orang, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepahiang 1 orang. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad