jpnn.com - NUSA DUA - Kandidat ketua umum Partai Golkar Indra Bambang Utoyo menginginkan pelaksanaan pemilihan ketua umum menggunakan mekanisme voting dan tertutup. Bukan saja karena diatur dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga, namun juga diyakini memberi kebebasan bagi para pemilik suara untuk menentukan pilihan, tanpa takut tekanan-tekanan dan ancaman yang tak diinginkan.
"Kami punya pengalaman buruk di Bali (Munas 2014,red). Karena terbuka dan menuduh aklamasi. Kalau terbuka, yang punya suara tak bisa secara terbuka mengeluarkan suaranya," ujar Indra di sela-sela pembukaan munaslub Partai Golkar, Sabtu (14/5).
BACA JUGA: Diundang Pembukaan Munaslub Golkar, Prabowo kok gak Datang?
Indra meyakini, kalau mekanisme pemilihan dengan mekanisme tertutup dilakukan, hasil yang diperoleh juga akan lebih baik. Karena pemilih tentu akan menggunakan hati nuraninya. Sehingga Golkar bisa segera bangkit.
"Supaya lebih bersih, maka mekanismenya tertutup. Sehingga tidak ada aklamasi. Kalau ada usaha-usaha jadi terbuka (pemilihan dilakukan terbuka,red) saya menolaknya," tutur Indra.
BACA JUGA: Kriteria Ketum yang Diminati Golkar Jabar
Indra bahkan mengajak semua calon ketua umum lain bersama-sama menolak, bila ada pihak-pihak yang tetap memaksakan kehendak.
"Kalau dipaksakan mekanisme terbuka, kami enggak akan ikut. Karena ini masalah utama munas lalu. Masa mau mengulang lagi," ujar Indra.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Wow! Seperti Ini Permintaan Ical
BACA ARTIKEL LAINNYA... Khawatir Pemilihan Ketum saat Munas 2014 Terulang Lagi
Redaktur : Tim Redaksi