Masa Pandemi, Konsumsi Adegan Asusila Meningkat Tajam

Sabtu, 25 April 2020 – 16:43 WIB
Screeshot dari video ketiga remaja putri yang sudah menyebarluas di masyarakat Pulang Pisau. Foto: ANTARA/Sceenshot

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel, mengungkap fakta mengejutkan. Katanya, sejak wabah Corona menerjang, aksi dan konsumsi adegan asusila makin meningkat.

"Boleh percaya, boleh tidak. Sejak wabah Covid-19, konsumsi pornografi komersial meningkat tajam," kata Reza dalam pesan elektroniknya, Sabtu (25/4).

BACA JUGA: Video Asusila Sepasang Pelajar di Atas Sepeda Motor Hebohkan Warga Karawang

Dia mencontohkan kasus tiga remaja putri asal Kalimantan Tengah (Kalteng) yang viral lantaran aksi nekat membuka pakaian mereka satu per satu saat tayang langsung (Live) di Instagram. Aksi tidak senonoh ini akhirnya ditangani pihak kepolisian setempat.

"Saya menduga kejadian di Palangkaraya ini terinspirasi oleh tren tersebut. Walaupun ketiganya kepada polisi mengaku tidak menyangka aksi tak senonoh itu bakal direkam seseorang hingga akhirnya membuat heboh," terangnya.

BACA JUGA: Bikin Video Asusila dengan 4 Pria, Vina Garut Kini Berakhir 3 Tahun di Penjara

Kalau memang ada unsur komersial (promosi, teaser, dan sejenisnya), lanjut Reza, motifnya adalah instrumental. Memperoleh manfaat dari pelanggaran hukum yang mereka lakukan.

"Namun, kalau sebatas iseng, apa boleh buat, sebagian orang mendemonstrasikan watak narsistik mereka dengan cara eksibisionisme (mempertontonkan bagian tubuh yang sensitif kepada orang lain," tuturnya.

BACA JUGA: Turut Berduka, 150 Dokter Meninggal Dunia Setelah Terinfeksi Corona

Ngerinya, kata Reza, jika mereka tidak sadar bahwa di kejauhan ada orang yang melakukan pelecehan terhadap mereka secara maya dan real time. Juga di dunia nyata, mereka nantinya bisa punya kerawanan lebih tinggi untuk menjadi korban kejahatan. Pada sisi ini, masuk akal ketika polisi menetapkan mereka sebagai korban.

Reza berpendapat, jika ketiganya sadar, tidak di bawah paksaan atau tekanan, dan semakin menjadi-jadi seiring banyaknya komentar netizen, maka bisa dipahami bahwa ketiga remaja tersebut secara sengaja memproduksi dan menyebarluaskan tayangan pornografi. Ini memosisikan mereka sebagai pelaku.

Lantas mana yang harus didahulukan, status korban atau pelaku?

"Dahulukan penanganan terhadap mereka selaku korban. Kenakan sanksi sesuai UU ITE dan UU SPPA. Kalau mereka lesbian, berarti ada agenda tambahan untuk meluruskan orientasi homoseksual mereka," tegasnya.

Lanjut dikatakan Reza, kejadian di Palangkaraya, ada tanda-tanda cybersex mirip live show by request.

Di Barat, itu sudah sejak lama menjadi kegiatan komersial. Work from home dalam wujud hina-dina. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler