jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) mengajak semua pihak untuk menciptakan suasana yang kondusif menjelang pencoblosan pada Pemilu 2024 tanggal 14 Februari mendatang.
Ketua Umum PP Hima Persis Ilham Nurhidayatullah mengatakan perlu mendinginkan situasi politik yang sempat memanas selama masa kampanye dan akibat perbedaan pilihan politik.
BACA JUGA: Masa Tenang Pemilu, Bawaslu Mengingatkan Jangan Kampanye di Medsos
“Kami melihat kondisi hubungan sosial sesama anak bangsa hari ini makin memanas, terlebih menjelang tanggal pencoblosan. Masa tenang ini sebaiknya dimanfaatkan untuk cooling system. Semua pihak harus mengedepankan rasa persatuan dan bama-sama menahan diri,” ujar Ilham Nurhidayatullah di Jakarta, Senin (12/2/2024).
Lebih lanjut, Ilham mengingatkan semua pihak untuk bersikap bijak dengan tidak menyebar hoaks atau berita bohong termasuk berita yang mengandung unsur kebencian sehingga dapat membuat gaduh pada masa tenang Pemilu 2024 ini.
BACA JUGA: Cegah Politik Uang, Bawaslu DKI Jakarta Gelar Patroli di Masa Tenang
"Di masa tenang ini, semua pihak kami minta berlaku bijak dengan tidak menyebar hoaks dan berita yang menimbulkan kegaduhan. Kita semua dituntut harus cerdas dalam menerima informasi apapun dan dari siapapun,” ujar Ilham.
Ilham mengajak untuk melakukanlah pengecekan ulang terhadap setiap informasi sebelum disebarkan. Verifikasi kebenaran informasi adalah hal yang wajid di saat-saat seperti ini.
BACA JUGA: Siaga di Masa Tenang, PDIP Jatim Tampung Laporan Masyarakat
“Mari pikirkan dengan seksama manfaat dan mudarat dari informasi itu jika disebarkan,” ujar Ilham.
Ilham pun melanjutkan dengan mengutip Firman Allah SWT Al-Quran Q.S Al-Isra': 36 sebagai nasihat kebajikan.
"Lebih lanjut, sudah diingatkan oleh Al-Quran Q.S Al-Isra': 36 'Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya,” ujar Ilham.
Kemudian, Ilham menganjurkan untuk menggunakan masa tenang pada Pemilu ini untuk menganalisa, merenung dan merefleksi perjalanan kampanye para calon pemimpin dan wakil rakyat yang akan dipilih.
"Masa tenang ini harus dimanfaatkan untuk menganalisa, merenung untuk memantapkan hati dalam menentukan pilihan nanti. Pilihan yang tepat akan lahir dari kedalaman dan ketenangan,” ujar Ilham.
Berkaca di tahun 2019, keterbelahan akibat politik praktis banyak berdampak negatif pada pembangunan dan kemajuan bangsa. Dibutuhkan energi yang tidak sedikit untuk melakukan rekonsiliasi menjaga keutuhan bangsa.
"Kita harus banyak belajar dari akibat perbedaan politik pada Pemilu 2019 lalu. Persatuan dan kesatuan bangsa dipertaruhkan hanya untuk hasrat politik lima tahunan,” ujar Ilham.(fri/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari