Seharusnya, pelaksanaan UKG di Kota Sorong sedianya dilaksanakan di tiga SMA negeri yang dianggap memiliki sistem jaringan yang baik, yakni, di SMAN 1 Sorong, SMAN 3 Sorong, dan di SMKN 1 Sorong. Namun, saat pelaksanaanya ternyata kendala soal jaringan yang sempat mengakibatkan pelaksanaan UKG di hari pertama Senin lalu harus molor hingga dua jam dari jadwal yang ditetapkan, yakni pukul 10.00 WIT.
“Seharusnya kita sudah start jam 10.00 WIT karena di Indonesia Barat, ujian ini di mulai pukul 08.00 WIT. Di hari pertama kita baru mulai sekitar jam 12.00 WIT akibat jaringan yang kurang bagus, dan terkadang putus-putus. Padahal, dalam UKG ini kan, kita membutuhkan jaringan internet yang bagus. Karena semuanya serba online,”ungkap Drs. Dance Way, Ketua Panitia Pelaksana UKG Kota Sorong kepada Radar Sorong saat ditemui disela-sela tinjauanya di SMKN 1 Sorong.
Lebih lanjut Dance Way mengatakan, pihaknya terpaksa hanya menggunakan SMAN 3 Sorong dan SMKN 1 Sorong sebagai tempat ujian karena di SMAN 1 Sorong, gangguan jaringan yang mengakibatkan tidak terkoneksinya perangkat lomputer ke server milik Kemenbudpar di Jakarta masih tidak juga bisa diatasi.
”Trouble koneksi internetnya masih belum juga bisa diatasi, sehingga, yang seharusnya kita bisa selesai pada hari Jum’at dengan memanfaatkan 3 sekolah tersebut, namun malah jadi molor sehari karena kita hanya menggunakan dua sekolah yang tentunya perangkatnya pun terbatas,”terangnya.
Dance Way juga mengungkapkan, untuk Kota Sorong, pihaknya membagi jadwal ujian tersebut sesuai dengan tingkatan sekolah. ”Hari Senin dan Selasa adalah untuk guru SMP. Guru SMA dijadwalkan hari Rabu dan dimulai hari ini (kemarin,Rred) sampai dengan hari Sabtu adalah waktu ujian bagi guru SD, karena jumlah guru SD yang cukup banyak di kota ini. Sedangkan untuk guru SMK, pengawas, dan termasuk juga kepala sekolah, pelaksanaanya diundur pada tanggal 1 Oktober 2012,”urainya.
Menanyakan apa saja kendala yang dihadapi oleh para peserta UKG kali ini, Dance menjawab, pihaknya hanya mendapati laporan soal kendala beberapa guru yang masih kesulitan dalam pengisian identitas dan penggunaan perangkat komputer.
”Oleh karenanya, kami menempatkan beberapa pengawas di setiap sekolah. Ada 3 orang pengawas di setiap ruangan yang membantu guru dalam hal pengisian identitas. Karena memang saya mendapat beberapa laporan soal adanya guru yang masih kesulitan dalam hal pengisian dan pengoperasian komputer, dan mereka (pengawas, Red) hanya bertugas untuk membantu dan mengawasi saja,”pungkasnya.
Seperti diketahui, pelaksanaan uji kompetensi guru secara nasional Kamis (2/8) memasuki hari keempat. Bukan hanya di Kota Sorong, di sejumlah daerah lainnya di tanag air kegagalan masih terjadi. Gangguan koneksi menjadikan konsentrasi para guru buyar.
Dalam uji kompetensi ini, para guru menghadapi 100 soal sesuai bidang pelajaran yang diampunya. Pengawas Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Yeti Budhiarsih mengatakan, para guru tak perlu resah dengan nilai yang diperolehnya. Sebab, uji kompetensi digelar untuk mengembangkan kemampuan dan keprofesionalitasan guru di sekolah. Hasilnya akan dijadikan sebagai dasar untuk pembinaan dan penilaian kinerja guru.
"Para guru tidak perlu cemas. Hasil UKG itu sekadar mengukur kemampuan diri sejauh mana penguasaan pengerjaan materi yang diajarkannya, jadi hasilnya tidak berpengaruh pada tunjangan profesi," kata Yeti. (ans/ist)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puasa, PNS Cenderung Malas
Redaktur : Tim Redaksi