Masih Ada Kusta di DKI, Utusan WHO Temui Anies

Rabu, 15 November 2017 – 15:05 WIB
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Foto: who.int

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan kedatangan Ketua The Nippon Foundation Mr. M Yohei Sasakawa yang juga  Duta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penyakit kusta. Dalam pertemuan di Balai Kota Jakarta, Rabu (15/11), Anies dan Yohei membahas kerja sama tentang pemberantasan kusta.

"Saya sangat mengapresiasi upaya Mr Yohei mengatasi penyakit kusta. Kami berharap dapat menyeleraskan apa yang sudah dilakukan Yayasan Nippon dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan melakukan pencegahan ke depannya supaya penyakit ini dapat tuntas diberantas," ujar Anies. 

BACA JUGA: Anies Minta Izin Berpantun Sebelum Sampaikan RAPBD DKI 2018

Kusta merupakan penyakit yang bisa disembuhkan tanpa cacat. Sayang, penderitanya justru sering kali mengalami diskriminasi.

Itulah yang menjadi fokus perhatian Mr. Yohei Sasakawa untuk memberantas penyakit kusta di dunia. Dia juga melihat kesungguhan rumah sakit di DKI dalam memberantas kusta.

BACA JUGA: Anies Alokasikan Rp 40,51 triliun untuk Program Visi Misinya

"Saya sudah beberapa kali berkunjung ke rumah sakit di Jakarta, mereka juga bersikeras memberantas penyakit ini. Jika butuh bantuan, kami siap membantu," ucapnya.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Kusmedi mengatakan, saat ini ada 311 penderita kusta di wilayah ibu kota. Angka tertinggi penderita kusta ada di Jakarta Timur. 

BACA JUGA: DPRD Minta Anies Perhatikan Nasib Korban Penggusuran KBB

Adapun kecamatan dengan kasus kusta tertinggi di antaranya Cakung, Cilincing, Kramat Jati, dan Kalideres. Kebanyakan kasus kusta ditemukan di daerah panti sosial dan penjara.

Dinas Kesehatan DKI sejauh ini menyediakan delapan tempat kelompok perawatan dini yang melibatkan orang yang pernah menderita kusta sebagai motivator dan role model.  Salah satunya Puskesmas Jatinegara.

"Pada 2017, angka pencapaian pasien baru sangat tinggi karena kami aktif melakukan pendeteksian secara dini agar tidak ada cacat," kata Kusmedi. 

Untuk diketahui, Provinsi DKI Jakarta sudah bebas penularan kusta sejak tahun 2011. Sejak awal tahun 2017 hingga bulan September, ditemukan kasus baru tanpa cacat di Jakarta sebesar 71 persen. 

"Kami dibantu banyak kelompok mantan penyandang kusta dan persatuan perawat Indonesia, untuk menangani pasien kusta," ucap Kusmedi.(gir/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Anies Termakan Hoax, Baca Penjelasan Traveloka Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler