jpnn.com, BEKASI - Intensitas curah hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir membuat was-was warga, khususnya di Jalan Kartini RT 008/003 Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur.
Pasalnya di sana menjadi salah satu titik wilayah yang menjadi langganan banjir. Apalagi, jika Kali Bekasi meluap dengan debit air yang tinggi.
BACA JUGA: Minta Warga Tabah, Anies: Hikmah Datangnya Besok
Untuk saat ini, wilayah tersebut bisa dibilang aman. Betapa tidak, intensitas curah hujan yang tinggi masih bisa ditampung dengan bagus oleh saluran air.
Meski demikian, warga setempat masih tetap waspada dengan kiriman banjir dari Kali Cikeas dan Cilengsih. Hal ini diutarakan seorang pengusahan Tempe, Sri Mulya (37).
BACA JUGA: Sandiaga Cari Cara untuk Rayu Warga Bidara Cina
Dia pun sudah mengantisipasi jika banjir melanda wilayahnya. Salah satu caranya dengan menyediakan mesin diesel untuk menyedot air yang mengendap di pemukimannya.
Sri mengaku kapok setelah rumahnya diterjang banjir pada 2016, silam. Banjir setinggi dada orang dewasa itu mengakibatkan dia rugi hingga puluhan juta.
BACA JUGA: Pak Anies, Menurut Ahli Bahasa Naturalisasi Sungai Itu...
“Warga yang terkena banjir kurang lebih 30 Kepala Keluraga pada 2016, tapi Alhamdulillah tahun ini tidak terkena banjir parah, hanya banjir semata kaki, lalu cepat surut,” katanya, Jumat (9/2).
Bencana alam yang kerap melanda tak mengurungkan niat Sri untuk berpindah tempat tinggal. Soalnya, dia sudah menjalani usaha di lokasi setempat selama 17 tahun.
Jika memaksakan pindah, usahanya itu terancam gulung tikar alias bangkrut. Sebab, Sri sudah mempunyai konsumen tetap di sana.
“Meski banjir saya enggak mau pindah, karena ini tempat usaha saya juga, di sini kalo hujan gak banjir, banjir kalau cuma dapat kiriman dari Bogor aja,” ungkap Sri.
Sejauh ini, kata dia, banjir yang sering melanda daerahnya tersebut bisa di atasi dengan penyedotan melalui mesin diesel. (dyt/gob)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Tetap Landa DKI, Semoga Anies-Sandi Setop Umbar Janji
Redaktur & Reporter : Yessy