jpnn.com - LUMAJANG - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, erupsi letusan setinggi 700 meter di atas puncak. Erupsi itu terjadi pada Sabtu (18/10), pukul 06.45 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu 19 Oktober 2024, pukul 06.45 WIB. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Sabtu (18/10).
BACA JUGA: Hari Pertama Operasi Zebra Semeru 2024, Polres Situbondo Tilang 30 Pengendara
Menurut dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
Kemudian, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
BACA JUGA: Masih Berstatus Waspada, Gunung Semeru Kembali Erupsi
Berdasarkan data petugas, jumlah letusan Gunung Semeru yang tercatat sejak 1 Januari hingga 19 Oktober 2024 pukul 07.00 WIB sebanyak 1.519 kali, dengan tinggi letusan yang bervariasi mulai 300 meter hingga 1.000 meter di atas puncak Mahameru.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
BACA JUGA: Penampakan Gunung Semeru Erupsi Beberapa Kali
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi