Masih Sakit Hati, Ukraina Haramkan Vaksin COVID-19 Bikinan Rusia

Jumat, 29 Januari 2021 – 21:55 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, KIEV - Parlemen Ukraina pada Jumat mengesahkan rancangan undang-undang tentang percepatan pengadaan vaksin COVID-19 yang di dalamnya turut melarang pengadaan dan penggunaan vaksin buatan Rusia.

Pemerintah Ukraina mengatakan pihaknya akan menerima 100.000 sampai 200.000 dosis vaksin buatan Pfizer Inc bersama BioNTech lewat skema pengadaan vaksin global, COVAX, pada Februari 2021.

BACA JUGA: Thailand Bakal Punya Vaksin COVID-19 Produksi Dalam Negeri Juni Ini

Pfizer Inc merupakan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, sementara BioNTech merupakan perusahaan bioteknologi asal Jerman.

Otoritas di Ukraina belum mengeluarkan izin pakai darurat untuk vaksin COVID-19 apapun, tetapi pemerintah telah berulang kali mengatakan Kiev tidak akan memberi izin untuk penggunaan vaksin dari Rusia,

BACA JUGA: Begini Syarat Pasien HIV Menerima Vaksin COVID-19

Seperti diketahui, hubungan dua negara itu terus renggang sejak Rusia menganeksasi wilayah Krimea.

"Salah satu kekuatan politik (di Ukraina) telah menciptakan histeria terkait masalah vaksin Rusia," kata Menteri Kesehatan Ukraina Maksym Stepanov saat memberi pengarahan, yang disiarkan di saluran televisi nasional.

BACA JUGA: Tujuh Tokoh Gagal Disuntik Vaksin Covid-19

"Saya ingin mengatakan bahwa: histeria ini dapat berlangsung lama, dan tidak ada yang akan mendaftarkan atau memberi izin untuk vaksin buatan Rusia di negara ini," ujar dia.

Biolik, perusahaan farmasi Ukraina, awal bulan ini mengatakan pihaknya telah mendaftarkan Sputnik V, vaksin COVID-19 buatan Gamaleya Institute Rusia untuk mendapatkan izin pakai darurat ke Pemerintah Ukraina. Perusahaan itu punya hubungan dekat dengan Viktor Medvedchuk, tokoh oposisi di Ukraina yang didukung oleh Rusia.

Kiev dan Moskow telah bersitegang sejak Rusia menganeksasi Krimea pada 2014. Tidak hanya itu, Rusia juga ikut campur pada konflik bersenjata di Donbass, Ukraina, yang menurut Kiev, pertempuran itu menyebabkan 14.000 orang tewas. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler