Masih Terkena Serangan Jantung setelah Pasang Ring? Ini Penjelasannya

Senin, 21 Juni 2021 – 06:43 WIB
Ilustrasi dokter mengobati pasien penyakit jantung. Foto: dok Heartology

jpnn.com - Pemasangan ring jantung dilakukan pada pasien yang mengalami penyempitan pembuluh darah dengan tujuan untuk memperbaiki asupan darah secara memadai.

Penyempitan pembuluh darah pun bisa terjadi secara tiba - tiba atau kronis. Pada pasien yang mengalami penyempitan tiba-tiba, hampir seluruhnya perlu pemasangan ring segera untuk
mengurangi risiko komplikasi jantung bahkan kematian.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Prajurit TNI AL Bergerak Cepat, Honorer K2 sudah Lelah, Prof Wiku Positif Covid-19

Sementara itu untuk orang lainnya, tindakan pemasangan ring perlu investigasi terlebih dahulu untuk memastikan adanya penyakit jantung koroner.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dafsah Arifa Juzar menjelaskan ada beberapa cara untuk menginvestigasi penyakit jantung.

BACA JUGA: Markis Kido dan Eriksen Mengalami Serangan Jantung Padahal Olahragawan, Begini Penjelasannya

Dimulai dari yang paling sederhana yaitu EKG atau Elektrokardiogram, yang dilakukan untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung dan dapat memperlihatkan adanya kekurangan asupan oksigen atau bahkan
kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.

“Pada orang yang tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan EKG saat istirahat, belum berarti aman dari penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan karena penyakit jantung koroner bersifat degeneratif. Penyakit jantung koroner atau proses aterosklerosis merupakan proses alamiah yang akan terjadi dengan bertambahnya umur" kata dr. Dafsah Dalam Media Gathering yang diadakan oleh Heartology Cardiovascular Center secara online.

BACA JUGA: Pelajari Baik-Baik, Ini Cara Melakukan CPR, Bantu Menyelamatkan Orang yang Henti Jantung dari Kematian

Menurutnya, jantung koroner atau proses aterosklerosis ini bisa terjadi apabila didapatkan faktor-faktor risiko seperti; tekanan darah tinggi, merokok, sakit kencing manis, hiperkolesterolemia, riwayat keluarga dengan penyakit jantung prematur, dan kebiasaan hidup tidak sehat.

Dia mengatakan pemeriksaan EKG saat istirahat saja belum cukup untuk orang-orang yang mempunyai lebih dari satu faktor risiko jantung atau telah berumur di atas 30 tahun.

Performa jantung dalam mengatasi beban kerja perlu diuji dengan pemeriksaan stress test.

Pemeriksaan stress test bisa dengan treadmill stress test, pemeriksaaan stress echo (Dobutamine Stress Test) atau pencitraan lainnya.

Dokter Dafsah mengatakan jika penyakit jantung koroner tidak bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan, maka diperlukan prosedur angioplasti (pemasangan ring).

“Pemasangan ring jantung merupakan prosedur non bedah dengan anestesi lokal dan sedasi ringan. Akses ke pembuluh darah koroner sebagian besar melalui pembuluh darah di pergelangan tangan dan
ataupun pembuluh darah di pangkal paha pada keadaan tertentu. Selama tindakan berlangsung, pasien akan dalam keadaan sadar namun nyaman,’’ tutur dr. Dafsah.

Pada penyempitan sedang yang lebih dari satu indikasi pemasangan cincin, bisa dikonfirmasi dengan pemeriksaan iFR (Instant wave-free Ratio) ataupun FFR (Fractional Flow Reserve), sehingga pemasangan ring yang tidak berindikasi bisa dihindari.

Selain itu juga untuk mengurangi risiko komplikasi akibat pemasangan ring yang tidak diperlukan. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler