jpnn.com, JAKARTA - Pesantren Hayya 'Alash Sholah dan Masjid Hayya 'Alal Falah, yang dikenal sebagai Masjid HSHF sukses diresmikan di Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Minggu (15/10).
Pesantren dan Masjid HSHF yang dibangun sejak 2019 ini menelan anggaran hingga Rp 8 miliar.
BACA JUGA: Resmikan Masjid di Banyumas, Anies Lihat Wajah Masa Depan Indonesia
Ketua Panitia Peresmian Pesantren dan Masjid HSHF Haryo Sumantri menegaskan kesuksesan pembangunan pesantren dan masjid HSHF itu tidak terlepas dari ketulusan Pimpinan OPSHID M. Subchi Azal Tsani.
"Pembangunan pesantren dan masjid ini hadir dengan semangat gotong royong dan cinta kepada tanah air. Semua ini terwujud tanpa adanya proposal, tetapi dengan dedikasi dan ikhlas pimpinan OPSHID yang dipersembahkan untuk bangsa dan NKRI," ujar Haryo Sumantri dalam keterangannya..
BACA JUGA: Heboh Penemuan Mayat di Kamar Mandi Masjid Agung Kendari, Begini Penjelasan Polisi
Menurutnya, pesantren dan masjid HSHF itu dibangun dalam kurun 4 tahun yang secara tulus dipersembahkan masyarakat Shiddiqiyyah untuk bangsa Indonesia.
Dia memastikan, anggaran sebesar Rp 8 miliar yang dihabiskan untuk pembangunan pesantren dan masjid HSHF itu sebagian besar berasal dari Pimpinan OPSHID FKYME M Subchi Azal Tsani
BACA JUGA: Pj Gubernur Sulbar Ingin Masjid Muhammad Cheng Ho Jadi Tempat Wisata Religi
"Kemandirian dan semangat ini telah mengakar kuat di kalangan masyarakat Shiddiqiyyah. Namun, tak lepas dari atas berkat rahmat Allah dan peran penting dari Pimpinan Wali Talqin Shiddiqiyyah dan Pimpinan OPSHID FKYME, Bapak M Subchi Azal Tsani yang tak hanya berperan dalam perencanaan dan percepatan pembangunan, tetapi juga memberikan kontribusi finansial yang sangat besar," katanya.
Sekretariat DPP OPSHID Mulyono menambahkan keberhasilan pembangunan pesantren dan masjid HSHF mencerminkan ketulusan Pimpinan OPSHID ketika sang guru, Al Mukarrom Kyai Moch. Mukthar Mu’thi, menyatakan keinginan agar masjid segera diresmikan.
"Saat itu, serentak merespons, meskipun bangunan masjid belum mencapai tahap finishing yang mahal dan rumit. Keseluruhan cerita ini adalah bukti nyata semangat dan kerja keras untuk menciptakan sesuatu yang indah dan bernilai, sesuai dengan filosofi Shiddiqiyyah," katanya menambahkan. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif