Masker Dinilai Lebih Efektif Cegah Penularan Virus saat Naik Ojol

Selasa, 11 Agustus 2020 – 14:10 WIB
Ilustrasi ojek online. Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti virologi dari Universitas Airlangga, Prof.dr Chairul Anwar mengatakan, masker tetap menjadi solusi terbaik saat beraktivitas, termasuk saat menggunakan ojek onlina (ojol).

Menurutnya, virus penyebab Covid-19 dapat menular lewat udara seperti virus flu. Penggunaan masker pun harus terstandar yang mampu menepis virus tersebut.

BACA JUGA: Tri Tito Aktif Mengampanyekan Gerakan Sejuta Masker Demi Tekan COVID-19

“Saat ini sudah ada bahan kain yang dilapisi dengan suatu bahan yang bisa menetralisir virus, dan ukuran pori dari masker tidak boleh dari 5 mikron,” kata Prof. Nidom, Senin (10/8).

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk taat menggunakan masker agar mencegah penularan virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

BACA JUGA: Masker Mewah dan Elegan dengan Berlian, Sebegini Harganya

“Insyaallah virus bisa ditepis, apakah naik ojek atau taksi atau sedang kumpul dengan orang lain,” ujarnya.

Prof. Nidom menambahkan, adanya transmisi virus melalui udara membuat jaga jarak jadi tidak banyak berpengaruh. 

BACA JUGA: 6 Kiat Mencegah Jerawat Muncul Saat Pakai Masker Kain

Jaga jarak dengan minimal 1 meter diasumsikan penularan melalui droplet. Sebab lontaran droplet diperkirakan sejauh 1 meter. Untuk itu ia meminta masyarakat tidak meremehkan virus corona.

"Dengan diketahui penularanya bisa melalui udara, maka jarak berapapun akan bisa dijangkau oleh virus tersebut," jelasnya.

Seperti diketahui, Grab dan Ojek membagikan sekat pelindung secara gratis kepada mitranya untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun, sekat pelindung pada ojol tidak disarankan. Menggunakan face shield lebih direkomendasikan karena selain memenuhi aspek keamanan, juga tetap menjaga protokol kesehatan.

Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, penggunaan sekat pelindung berupa material sebentuk mika tidak efektif.

Terlebih sekat yang membatasi antara pengemudi dengan penumpang itu berukuran cukup lebar.

"Selain karena kendaraan bergerak, tentu jadi mengganggu kerja pengemudinya. Memang untuk udara statis, sekat jadi efektif. Tapi kendaraan ini bergerak. Jadi tidak efektif,” ujar Sony melalui keterangannya.

Ia menilai, sapuan angin ketika sepeda motor berjalan, terlebih dalam kecepatan cukup tinggi, bisa membahayakan. Dengan demikian, aspek keamanan tidak terpenuhi dalam hal penggunaan sekat pelindung itu.

"Toh, droplet (cairan yang bisa menularkan virus) itu keluar dari depan dan bukan dari belakang. Sekat pelindung tidak efektif dan berbahaya untuk keseimbangan motor,” tegasnya.(jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler