jpnn.com, PADANG - Polda Sumatera Barat mendatangi sejumlah perusahaan distributor masker di daerah itu untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan masker di Sumatera Barat.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumbar melakukan pengecekan dua perusahaan distributor yang memasok masker ke Sumatera Barat yakni PT MCI Cabang Padang dan PT Parit Padang Global.
BACA JUGA: Masih Berani Timbun Stok Bahan Pokok? TNI-Polri Sudah Tunggu di Depan Supermarket
Dia mengatakan untuk PT MCI sudah dua bulan tidak lagi menjual masker merek Aximed.
Sementara itu PT Parit Padang Global pada (31/1) menjual masker merek BBROUN ke RSKM Regina Eye Center sebanyak 10 boks dan ke PT Capita Medica Farma sebanyak lima kotak.
BACA JUGA: Wabah Virus Corona: Kini Masker dan Hand Sanitizer Lenyap di Depok
“Saat ini mereka tidak ada menjual masker dikarenakan stok masker sudah tidak ada lagi dari Jakarta PT Parit Gadang Global Pusat,” kata dia.
Selain itu petugas melakukan pengecekan di Pedagang Besar Farmasi PT Penta Valent, dari sana diketahui mereka tidak lagi memiliki stok masker.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Virus Corona Mulai Mengintai, Presiden Sudah Teken Perpres untuk PPPK?
Menurut pengakuan pihak PT Penta Valent mereka tidak lagi memperjualbelikan masker sejak 2015.
Kemudian di apotek Yanakar Kota Padang stok masker dan cairan antiseptik untuk cuci tangan sudah kosong ketika kedatangan sejumlah wisatawan asal China ke Kota Padang beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan pemilik toko mengatakan sejak itu terjadi pembelian besar-besaran oleh warga keturunan Tionghoa dan sejak saat itu stok masker dan cairan tidak lagi tersedia oleh agen dan dia mencoba membeli secara daring.
“Pengecekan juga dilakukan di sejumlah apotek di kawasan Tarandam dan didapatkan harga masker naik dari Rp25 ribu per kotak menjadi Rp250 ribu untuk isi 50 buah. Mereka mendatangkan masker langsung dari Jakarta,” kata dua
Menurut dia memang terjadi kelangkaan masker di Sumatera Barat tetapi hal itu disebabkan pada saat kondisi normal para pedagang alat kesehatan atau apotek sangat jarang melakukan pembelian masker dalam jumlah banyak untuk stok karena memang permintaan sedikit.
“Pada saat isu virus corona muncul, permintaan atas masker meningkat sehingga masker yang ada sudah habis terjual dan masker yang di jual saat ini membeli dari distributor di Jakarta dengan harga yang cukup tinggi,” pungkasnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia