jpnn.com - SURABAYA - Maspion Group bakal membangun pelabuhan peti kemas alternatif di kawasan Gresik. Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus mengungkapkan, pihaknya telah menganggarkan dana Rp 3 triliun. Dari dana sebesar itu, Rp 2 triliun adalah pinjaman perbankan dan sisanya internal.
Rencananya, pembangunan dilaksanakan mulai kuartal kedua 2014 dan ditargetkan kelar 2016. "Panjang dermaga 400 meter dengan kedalaman 20 meter," ujarnya.
BACA JUGA: Kepemilikan Asing Picu Bubble
Dengan kedalaman itu, tambah dia, tidak perlu lagi kapal-kapal besar transit ke Singapura. Dampaknya, terjadi penghematan biaya untuk pengiriman barang dari luar negeri.
"Kami melihat potensi pelabuhan peti kemas tinggi. Meskipun Pelindo III membangun Teluk Lamong, kebutuhan pelabuhan peti kemas tetap tinggi. Ini mengingat Surabaya dan sekitarnya adalah hub Indonesia Timur," paparnya.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Dorong Bangun Kilang Minyak
Menurut dia, pelabuhan kontainer masuk salah satu target yang dibangun Maspion. Pada 2016 perusahaan menargetkan memiliki 16 pelabuhan pribadi. Aksi korporasi lain adalah mendirikan kawasan industri di Ngawi, Jatim. "Luas lahan mencapai 100 hektare. Itu adalah tahap pertama. Sekarang masih pembebasan lahan," tuturnya.
Itu berarti, Maspion menganulir rencana membangun kawasan industri di Kendal, Jateng. Dulu salah satu pertimbangan dipilihnya Kendal adalah faktor UMK (upah minimum kabupaten/kota) yang masih di bawah Rp 1 juta. Sementara itu, UMK Ngawi pada 2014 hanya Rp 1.040.000. Angka tersebut jauh bila dibandingkan dengan Surabaya dan sekitarnya yang masuk ring I yang sudah di atas Rp 2 juta.
BACA JUGA: Yusril Kritisi Dominasi Kementerian ESDM di UU Minerba
"Ngawi demografinya tidak jauh berbeda dengan Kendal. Pertumbuhan ekonomi masih rendah. Adanya industri di sana bisa meningkatkan ekonomi daerah," timpalnya. (dio/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Tidak Akan Ganti Kerugian Agen Akibat Revisi Harga
Redaktur : Tim Redaksi