jpnn.com - JAKARTA - Ratusan massa sempat menggelar aksi demo saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jalan Bandengan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6). Akibatnya satu pedemo dan dua anggota Polsek Penjaringan mengalami luka-luka karena sempat ricuh.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, massa anarkis itu mengaku dari Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Pusat. Hanya saja, petugas di lapangan, lanjut Awi, tidak menggubris pengakuan itu karena tidak melihat atribut FPI.
BACA JUGA: Acara Ahok Ricuh, Humas Polda: Mereka Tidak Puas
"Mereka waktu ditanya dari mana, katanya FPI Jakarta Pusat. Tapi anggota tidak melihat ada yang pakai atribut FPI. Jadi masih kami dalami siapa mereka. Yang jelas mereka kontra Ahok," kata Awi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Awi melanjutkan, pada saat itu pihaknya tidak mengamankan massa yang berbuat anarkis. Sebab, polisi khawatir, massa akan semakin panas dan demo tidak bisa dibubarkan.
BACA JUGA: Ricuh di Penjaringan, Pentolan Massa Salahkan Ahok dan Aparat
Meski begitu, Awi mengatkan akan tetap menyelidiki siapa provokator dan peserta demo, yang membawa dan melemparkan batu. Awi membeberkan, anggota di lokasi sudah merekam keanarkisan massa dengan ponsel.
"Makanya kami lagi shooting-shooting saja videonya. Nanti kan dianalisis Kapolres," tandas Awi. (Mg4/jpnn)
BACA JUGA: Ketua BPK: Pasti Ditagih Terus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim Teman Ahok Baru Bisa Dibuktikan Setelah...
Redaktur : Tim Redaksi