BIREUEN- Maimunah (73) dan Ahmad Johan (70) tewas diamuk massa. Pasangan suami-istri (pasutri) ini jadi korban, setelah dituding menjadi pelaku santet. Warga marah dan menjemput mereka dari rumah masing-masing, Sabtu (21/7) dinihari pukul 02.30 WIB.
Kedua sejoli tersebut tak kuasa melawan, akhirnya pasrah dan dipukuli sampai mati di lokasi kejadian.
Peristiwa bar-bar di awal Ramadhan tersebut membuat geger warga di Desa Cot Saleut, Peusangan Siblah Krueng. Dalam kejadian naas, satu rumah kontruksi kayu milik Maimunah juga dibakar.
Menurut keterangan dihimpun Metro Aceh (Grup JPNN), awalnya masyarakat di Desa Cot Saleut sudah berkumpul sejak Sabtu dinihari pukul 01.00 WIB. Mereka geram kepada Ahmad dan Maimunah, yang dituduh sebagai dukun mistik, kerap mengguna-gunai penduduk kampung setempat.
Sehingga banyak jatuh sakit bahkan ada sampai meninggal tanpa sebab-akibat. Tudingan ini bukan tanpa alasan, karena sebelumnya Maimunah pernah mengaku bahwa dirinyalah yang menjadi pelaku teluh.
Puncaknya kemarin malam, ratusan warga pun mendatangi kediaman Maimunah. Mereka menyeret perempuan renta tersebut dan membawanya ke persimpangan desa, sekira lima puluh meter dari kediamannya. Begitu juga dengan Ahmad, turut dijemput dari tempat tinggal istri keduanya. Kedua pasutri ini tanpa ampun digebuk beramai-ramai, hingga tewas di lokasi kejadian. Sorak-sorai massa bergemuruh, memberi semangat ketika aksi pembantaian terhadap sejoli tersebut.
Sementara itu, keluarga korban tak mampu berbuat banyak karena takut jadi sasaran berikut. Mereka lebih memilih menghindar dan mengungsi dari lokasi. Bahkan rumah Maimunah tak luput dari kemarahan, dibakar masyarakat hingga rata dengan tanah.
Petugas kepolisian yang menerima informasi, tiba di TKP selang satu jam eksekusi berakhir. Mereka hanya menemukan jasad Ahmad dan Maimunah sudah terkapar tak berdaya. Selanjutnya kedua mayat dievakuasi ke RSUD dr Fauziah Bireuen, guna menjalani otopsi. Belum ada satupun warga yang menjalani pemeriksaan, terkait kasus ini karena mereka sudah membubarkan diri masing-masing.
Saat dihubungi Metro Aceh, Kapolsek Peusangan Ipda Syarifuddin MA membenarkan tindakan anarkis kemarin.
"Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan dari beberapa saksi mata. Belum ada pemeriksaan. Sebelumnya antara kedua korban memang sudah ada konfrontasi dengan masyarakat. Tapi mereka tak jadi dievakuasi ke Polsek, karena ada jaminan dari perangkat desa. Namun kenyataannya malah berakhir tragis," kata Kapolsek.
Sedangkan hasil pemeriksaan medis dari rumah sakit menyebut, korban menderita luka-luka di sekujur tubuhnya akibat pukulan benda tumpul.(rah)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tergoda Lihat Buah Dada, Kepala Desa Disel
Redaktur : Tim Redaksi