Massa Demo Bakar Foto Presiden

Rabu, 21 Maret 2012 – 13:51 WIB

PALEMBANG--Dianggap menyengsarakan masyarakat, arus penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus mengalir. Tidak hanya menggelar demo, massa juga tidak segan-segan mencoret dan membakar foto orang nomor satu di tanah air tersebut.

Hal ini terjadi dalam aksi massa yang dilakukan Front Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat (FMKR) dan Hitbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumsel yang melakukan demo penolakan kenaikan BBM di DPRD Sumsel.

Selain membawa spanduk bertuliskan protes terhadap kebijakan pemerintah yang akan menaikan harga BBM, massa FMKR juga melakukan aksi teaterikal yang menggambarkan penderitaan rakyat atas kenaikan BBM tersebut.

Tidak hanya itu, mereka juga mencoret-coret, bahkan ada yang membakar foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono, dihalaman parkir DPRD Sumsel.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. "Kebijakan pemerintah menaikkan BBM, sama saja membunuh rakyat," teriak Murdiono, koordinator aksi.

Menurut mereka, kenaikan BBM sangat kontradiksi dengan kondisi yang ada. Apalagi di Sumsel, yang nota bane adalah daerah penghasil migas."Kalau BBM naik, maka SBY-Boediono, harus turun," tuntut mereka.

Tuntutan yang sama juga disampaikan HTI Sumsel. Dengan membawa berbagai peralatan rumah tangga, para demonstran yang sebagian besar perempuan ini ingin menyampaikan kalau kebijakan pemerintah itu akan menyengsarakan ibu rumah tangga .  

"Ibu-ibu adalah pihak yang ikut merasakan efek kenaikan BBM ini. Kami harus berpikir, untuk mengatur pendapatan suami agar dapur tetap ngebul," ungkap Iffah Ainur Rochmah, juru bicara Muslimah HTI.

Menurutnya aksi ini, juga dilakukan serentak di seluruh Indonesia oleh Muslimah HTI, sebagai perlawanan terhadap kapitalisme global.Sebab kata Iffah, kenaikan BBM yang diambil oleh pemerintah karena telah  menyerah dengan intervensi kaum kapitalis.

Kedatangan para demonstran ini diterima oleh anggota DPRD Sumsel, Sakim MD, dan Solichin Daud, menurutnya, dewan juga ikut menolak rencana kenaikan BBM tersebut. Karena menurutnya, masih ada cara lain untuk mengatasi krisis ekonomi selain menaikan harga BBM.

Sebelum mendatangi DPRD Sumsel  mahasiswa yang tergabung dalam FMKR ini menggelar aksi penolakan kenaikan BBM di depan Pasar Cinde Palembang sekitar pukul 09.00 WIB pagi.

Sama halnya yang dilakukan di gedung dewan ratusan mahasiwa ini meminta SBY untuk turun jika rencana kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan. “BBM naik SBY turun,” ujar ratusan mahasiswa  dalam orasinya.

Setelah sekitar 1 jam menggelar aksinya di depan Pasar Cinde Palembang, sejumlah mahasiswa ini yang lengkap dengan atribut penolakan kenaikan BBM berjalan menuju gedung DPRD namun ratusan mahasiswa  ini menggelar teatrikal di tengah jalan simpang lampu merah RS RK Charitas.

Tak ayal dengan aksi mahasiswa ini mengakibatkan simpang lampu merah Caharitas menjadi macet. Personil polisi pun terlihat sibuk mengatur lalu lintas serta menjaga agar demonstran tidak rusuh.

Tak berbeda dengan mahasiswa yang tergabung dalam FMKR, ratusan kaum perempuan yang tergabung dalam HTI juga memulai aksi penolakan kenaikan BBM di depan Masjid Agung Palembang sebelum menuju ke gedung dewan.

Dengan menggendong anaknya ibu-ibu ini berjalan menuju gedung dewan.  Mereka menyatakan alasan kenapa melakukan penolakan kenaikan harga BBM. (del/cr03)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLTU Asam-asam Gangguan, Kalsel Byar Pet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler