KUTACANE - Ribuan massa pendukung Enam kandidat Bupati Agara, Rabu (4/7), mengepung kantor Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih). Mereka menuntut agar tahapan Pilkada dihentikan.
Massa yang tergabung dalam Front Masyarakat Bersatu ini menuding KIP dan Panwaslih tidak Independen dalam menangani pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu kandidat yang juga melibatkan pejabat daerah untuk meraih dukungan dan kemenangan.
Aksi demo juga dihadiri enam kandidat yang ikut bertanding dalam Pilkada, diantaranya adalah Drs Raidin Pinim,H dan Armen Desky.
Mereka sempat melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Panwaslih Agara Junianto Siahaan,SE dan Ketua KIP Agara Dedi Mulyadi Selian,ST yang juga dihadiri oleh Kapolres Agara AKBP H Trisno Riyanto,SIK serta Dandim 0108/Agara Letkol Inf R Andy Rudiprijatna.
Usai melakukan pertemuan tertutup, Raidin Pinim dan H Armen Desky mengatakan bahwa Ketua Panwaslih dan Ketua KIP akan melaksanakan rapat pleno untuk menghentikan tahapan Pilkada Agara sebelum ada keputusan hukum tetap tentang pelanggaran Pilkada yang dilakukan oleh Kandidat Nomor Urut 2.
Sementara, Kasri Selian salah seorang orator aksi menyebutkan, bahwa money politics dan penculikan serta intimidasi sangat kental mewarnai Pilkada Agara yang dilakukan oleh kandidat nomor urut 2. Sehingga melibatkan sejumlah pejabat daerah seperti Sekdakab Drs H Hasanuddin Darjo dan sejumlah Kepala Dinas seperti Kadis Koperasi Drs Gani Suhud,Kabag Humas Setdakab Julkarnaen,SE hingga sampai ke tangan polisi.
Hingga pukul 17.30 wib, ribuan massa tetap mengepung kantor Panwaslih Agara. Hasilnya, setelah menggelar rapat pleno, akhirnya KIP Agara dan Panwaslih memutuskan mengabulkan tuntutan pendemo dengan menghentikan tahapan Pilkada Agara.
Pendemo Nyaris Tewas
Sementara, besarnya gelombang massa dari enam pendukung kandidat Bupati Agara menyebabkan tidak saling kenal antar pendemo. Akibatnya, salah satu pendemo nyaris tewas dihajar massa gara-gara salah bicara.
Untungnya aparat kepolisian dari Polres Agara dan pasukan Brimob dari Kompi Gayo Lues bertindak cepat. Nyawa seorang pendemo yang dipanggil Taktuan, dapat diselamatkan setelah polisi melepaskan tembakan ke udara.
Petugas pun membawa warga Desa Lawe Buyur Kecamatan Lawe Sigalagala ini, ke markas kepolisian untuk diamankan.
Menurut informasi yang dihimpun Rakyat Aceh (Grup JPNN),Taktuan mengatakan agar aksi demo dibatalkan, karena sudah selesai pencoblosan dan sudah ada pemenangnya.
"Pendemo lain yang mendengar ucapan itu langsung marah. Dan menghajar Taktuan hingga babakbelur,"ungkap Kapolres AKBP H. Trisno Rianto Sik.(amn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usung Slogan Satu Putaran Karena Dilanda Kepanikan
Redaktur : Tim Redaksi