jpnn.com, JAKARTA - Aksi intimidasi terhadap awak media terjadi di kawasan Monas, Jakarta Pusat saat Malam Munajat 212 berlangsung pada Kamis (21/2) malam. Gara-gara meliput kericuhan, awak media yang merekam insiden keributan malah menjadi korban intimidasi dan persekusi.
Massa termasuk yang berseragam putih bertuliskan LPI mengincar wartawan yang memotret ataupun merekam insiden keributan. Selanjutnya, mereka meminta rekaman ataupun foto soal insiden itu segera dihapus.
BACA JUGA: Kericuhan dan Persekusi Warnai Malam Munajat 212
"Hapus! Hapus itu gambar!,” ujar salah satu di antara puluhan orang berbaju putih-pitih bertuliskan LPI.
“Yang bagus-bagus saja direkam, kalau yang jelek nggak usah direkam," tegasnya. Baca juga: Kericuhan dan Persekusi Warnai Malam Munajat 212
BACA JUGA: Ikut Malam Munajat 212, Zulhas Harapkan Keberkahan
Koordinator Liputan CNN Indonesia TV Joni Aswira ikut menjadi sasaran intimidasi. "Saya mencoba menenangkan massa, tetapi massa makin bertambah mengerubungi kami," ujarnya.
Massa memaksa Joni menghapus video berisi rekaman kericuhan. Karena dikerumuni massa dan terintimidasi, Joni terpaksa mengalah dan menghapus rekaman video soal ribut-ribut.
BACA JUGA: Ahlan wa Sahlan, Peserta Malam Munajat 212 datang Pakai Ongkos Sendiri?
"Massa membentak memaksa gambar kericuhan yang sempat terekam beberapa detik itu dihapus. Di tengah situasi tertekan dan terintimidasi tadi kami harus menyayangkan gambar itu dihapus," ujar Joni.
Lebih lanjut Joni menilai peristiwa itu menjadi preseden buruk. Jurnalis yang bekerja di bawah perlindungan undang-undang, katanya, justru diintimidasi.
“Kami juga mendengar kata bernada intimidasi dari massa. ‘Kalian dari media mana? Kalian dibayar berapa?’, " imbuh menirukan pernyataan-pernyataan massa yang mengerumuninya.
Baca juga: Imam Jumatan Aksi 212 Pimpin Salat Magrib Malam Munajat di Monas
Tak berselang lama setelah kejadian itu, ada orang yang kemudian dibawa keluar dari tenda. Kru JPNN yang mencoba merekam sosok yang dikerumuni itu pun tak luput dari tindakan kasat.
Beberapa orang dari massa mendekati JPNN dan mencoba meminta ponsel berisi rekaman. Sempat terjadi tarik-menarik sebelum orang berbaju loreng bertuliskan PAM dan LPI di bajunya mengerumuni JPNN.
Sembari mencengkeram tangan dan menarik-narik tangan kru JPNN, mereka meminta video soal insiden itu dihapus. "Jangan ada yang ngerekam, awas ya!" ujarnya dengan nada tinggi.
Setelah JPNN menghapus video tentang kericuhan, massa pun tampak lega. “Sudah aman, sudah dihapus," kata orang berbaju putih-putih bertuliskan LPI.(dkk/mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyandang Tunanetra Ikut Malam Munajat 212, Siapa yang Capek? Mereka Rela Memijat
Redaktur : Muhammad Amjad
Reporter : Muhammad Amjad, Aristo Setiawan