Mereka adalah massa pendukung bupati dan yang menuntut Aceng mundur. Kedua kelompok saling berhadapan di kompleks pemerintahan Pemkab Garut. Untung, aparat kepolisian mampu menyekat massa hingga tak terjadi bentrokan.
Ribuan massa yang tergabung dalam Koalisi Kemaslahatan Garut (KKG) menyatakan mendukung Aceng. Mereka mendatangi gedung DPRD Garut untuk menyampaikan aspirasi. Namun, di depan gedung DPRD Garut telah ada kelompok massa lain yang menuntut bupati mundur.
Dalam orasinya, massa yang pro terhadap Aceng menilai bupati Garut itu seperti kesatria yang berani menghadapi permasalahan yang saat ini dihadapinya. Mereka meminta Aceng tetap melaksanakan tugas hingga akhir masa jabatan. Massa aksi menganggap pembentukan pansus oleh DPRD Garut terkait nikah siri bupati melanggar konstitusi. Apalagi, Aceng telah berislah dengan Fani Oktora, mantan istrinya.
"Pemberitaan kasus korupsi di negeri ini, karena berita Aceng Fikri, semuanya jadi tertutupi. Tiap hari Bapak Bupati jadi berita gosip. Saya tahu dan yakin banyak pejabat lain yang juga selingkuh, tapi tidak diramaikan seperti ini. Bupati ini kan nikah secara agama loh, bukan selingkuh," tandas Reni Ooktaviani, salah seorang pendukung Aceng.
Massa pendukung Aceng sempat terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian. Mereka merasa diperlakukan tidak adil karena tidak bisa menggelar aksi di depan gedung DPRD. Sedangkan massa yang kontra terhadap bupati bisa menggelar aksi di depan gedung DPRD Garut. (igo/jpnn/c9/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Masih Disiagakan di Manokwari
Redaktur : Tim Redaksi