jpnn.com - jpnn.com - Massa pro dan kontra Basuki Tjahaja Purnama membubarkan diri dengan tertib, usai menyampaikan aspirasi di depan lokasi persidangan penodaan agama di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (17/1).
Polisi mengawal ketat dua kelompok massa dari sebelum hingga selesai penyampaian aspirasi.
BACA JUGA: Agus 36 Persen, Ahok 32, Anies Keok di Putaran Pertama
Sebab, kedua kelompok massa kompak menyatakan akan mengawal persidangan Ahok sampai tuntas.
Koordinator Aksi Demonstrasi dari FPI Munawar Bin Jaffar Siddiq mengatakan, pihaknya akan mengawal persidangan sampai tuntas untuk melihat sejauh mana ketegasan hukum dalam perkara Ahok ini.
BACA JUGA: Ternyata Ini Penyebab Massa Sidang Ahok Berkurang
"Kami ingin seperti (pelaku) penista agama yang lain, Lia Eden, Permadi, yang setelah menista mereka di penjara," kata Munawar di lokasi aksi, Selasa (17/1).
Dia menyesalkan dalam perkara penodaan agama ini Ahok tidak dijebloskan ke sel tahanan.
BACA JUGA: Sidang Ahok Kelar, Jalan RM Harsono Lancar
"Padahal Ahok sudah mengakui itu betul omongannya (di Kepulauan Seribu 27 September 2017)," katanya.
Namun, dia mengatakan, kubu Ahok bersilat lidah lagi dengan mempersoalkan pelaporan saksi. Misalnya ada yang mempermasalahkan kenapa hanya video yang 13 menit saja yang menjadi masalah.
"Bagi orang Islam jangankan 13 menit, satu menit pun menista agama itu menjadi masalah," tegas Munawar.
Sementara, Ketua Barisan Relawan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saipul Hidayat (Bara Badja) Soelianto Rusli menegaskan, mereka terpanggil untuk mengawal persidangan Ahok.
Sebab, tegas dia, pengadilan ini terlalu dipaksakan karena tekanan massa. Padahal, kata Soelianto, masyarakat di Kepulauan Seribu tidak ada yang menyatakan Ahok menoda agama.
"Mereka bahkan mau ikut demo, mereka terpanggil dan tidak mau Ahok dikorbankan," katanya.
Dia menduga permasalahan ini ada karena momen Pilkada DKI Jakarta saja. "Kalau tidak ada pilkada, tidak seperti ini," kata Soelianto.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Ahok Sepi, Omzet Pedagang Turun Drastis
Redaktur & Reporter : Boy