Masuk Akpol, Anak Ferdy Sambo Disarankan Bayar Jasa Kak Seto

Kamis, 27 Juli 2023 – 04:19 WIB
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi soal anak Ferdy Sambo (FS), Tribrata Putra yang lolos masuk Akademi Kepolisian (Akpol) 2023.

Reza menilai Tribrata yang mampu lolos masuk Akpol 2023 membuktikan bahwa anak Ferdy Sambo itu tetap mampu bertahan dan memiliki daya lenting meski situasi sulit tengah menimpa keluarganya.

BACA JUGA: Hakim Menguatkan Putusan Hukuman Mati Dalam Sidang Banding Ferdy Sambo

Menurut Reza, ada peran psikolog anak Seto Mulyadi atau Kak Seto dalam prestasi yang ditorehkan anak Ferdy Sambo.

Adapun Kak Seto dahulu sempat mengimbau publik agar tidak menghujat anak-anak Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Ferdy Sambo Divonis Mati, Pakar Hukum Nilai Hakim Berhalusinasi

"Patut publik berasumsi, resiliensi anak FS juga dihasilkan dari keberpihakan Kak Seto pada anak-anak, tak terkecuali anak-anak FS. Berkat kepedulian yang Kak Seto berikan, anak-anak tetap mampu beradaptasi, bahkan berprestasi," kata Reza dalam keterangan tertulis, Rabu (26/7).

Reza pun menyarankan Tribrata Putra bisa 'membayar' jasa Kak Seto, yakni dengan menjadi polisi sahabat anak. Hal itu sesuai dengan salah satu kampanye Kak Seto dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), yaitu Polsana.

BACA JUGA: Pembunuhan di Semarang, Pelaku Ditangkap di Karanganyar, Itu Orangnya

"Lain hal, saya bertanya-tanya, kelak jika bertemu Richard Eliezer, apa yang akan anak FS katakan? Toh, hitung-hitungan di atas kertas, anak FS akan selalu berpangkat lebih tinggi daripada RE. RE yang notabene dipaksa menjadi eksekutor untuk menghabisi mendiang Josua Hutabarat," ujar Reza.

Reza mempertanyakan sikap anak Ferdy Sambo itu selaku polisi yang bertugas melayani, melindungi, mengayomi masyarakat, termasuk keluarga mendiang Josua.

Sangat elok jika Polri, lanjut Reza, mempertimbangkan untuk menugaskan anak Tribrata Putra agar bisa melayani masyarakat di wilayah tempat keluarga mendiang Josua.

"Siapa tahu restorative justice yang hakiki akan berlangsung di situ, yaitu, anak FS menjadi perpanjangan tangan orang tuanya yang sempat meminta maaf ke keluarga mendiang Josua," ujar peneliti ASA Indonesia Institute itu. (cr1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuhan di Semarang, Korban Diduga Dihabisi di Mobil


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler