Masuk Daftar Duterte, Wali Kota Dihabisi di Kantor Sendiri

Kamis, 06 September 2018 – 21:40 WIB
Wali Kota Ronda Mariano Blanco tewas ditembak orang tak dikenal di kantornya sendiri. Foto: Facebook

jpnn.com, MANILA - Satu lagi nyawa wali kota melayang di Filipina. Kemarin, Kamis (5/9) Wali Kota Ronda Mariano Blanco mengembuskan napas terakhir setelah peluru bersarang di tubuhnya.

Dia menjadi wali kota ke-11 yang menjadi korban kampanye antinarkoba ekstrem Presiden Rodrigo Duterte. Kabarnya, dia memang masuk Duterte List.

BACA JUGA: Warga Filipina Laporkan Duterte ke Mahkamah Internasional

Inquirer melaporkan bahwa penembakan terjadi pukul 01.30 waktu setempat. Saat penembak menerobos kantor wali kota, Blanco sedang tidur di dalam ruangannya.

Dia memang tidak pernah pulang ke rumah sejak namanya masuk daftar narcopolitician yang disusun Duterte. Dia memilih tidur di kantornya yang selalu dijaga ketat oleh petugas keamanan.

BACA JUGA: Empat Kepala Daerah Tewas Ditembak, Tiga Musuh Duterte

’’Petugas yang sempat ditodong para pelaku mengaku mendengar suara tembakan berkali-kali. Namun, saat mereka tiba di lokasi kejadian, para pelaku sudah kabur,’’ kata Dionisio Tagupa, salah seorang personel Kepolisian Ronda, dalam jumpa pers. Dini hari itu kantor wali kota dijaga dua petugas keamanan.

Begitu mendapati Blanco terkulai, petugas langsung melarikannya ke RS Distrik Cebu di Kota Baliri. Pukul 02.30 waktu setempat sang wali kota dinyatakan meninggal.

BACA JUGA: Bengis ke Bandar Narkoba, Duterte Takut Melawan Tiongkok

Rumah sakit memulangkan jenazah Blanco ke keluarganya kemarin. Sementara itu, polisi berusaha mengungkap motif pembunuhan itu beserta para pelaku.

Kepada pihak berwajib, penjaga kantor wali kota di Provinsi Cebu memperkirakan pelaku berjumlah empat orang. Mereka datang dengan mengendarai sebuah van putih.

Begitu turun dari mobil, mereka langsung menodongkan senjata kepada petugas. Dua laki-laki tegap tersebut disuruh tiarap. Setelah itu, para pelaku masuk ke kantor dan membunuh Blanco.

Sejak menjadi presiden pada 2016, Duterte kehilangan 17 pemimpin daerah. Mereka adalah 11 wali kota dan enam wakil wali kota.

Menurut Rappler, mereka tewas dibunuh. Konon, nama mereka juga tercantum dalam Duterte List. Para politikus yang meregang nyawa akibat senjata api tersebut diklaim terlibat narkoba.

Namun, para pembunuh tidak pernah terungkap. Hampir semua tewas di tangan kelompok bersenjata yang misterius. Sayangnya, kasus-kasus itu tidak berlanjut ke meja hijau. Pemerintahan Duterte seolah meminta masyarakat maklum atas pembunuhan itu. Sebab, yang terbunuh adalah penjahat narkoba.

Duterte mulai merilis daftar narcopolitician sejak 2016. Selain pemimpin daerah, di dalam daftar itu ada nama para legislator dan pejabat kepolisian. Duterte menjamin validitas daftar tersebut. ’’Kesalahan apa pun soal daftar ini saya yang tanggung,’’ tegasnya.

Meski demikian, daftar yang disusun Duterte itu juga harus mendapat persetujuan dari Badan Antinarkoba Filipina alias PDEA. Setelah semua nama terverifikasi, pemerintahan Duterte berhak memublikasikannya ke hadapan masyarakat dan media.

Blanco mengaku ketakutan sejak namanya dibacakan karena masuk daftar. ’’Saya tidak mau dibunuh. Saya tidak pernah terlibat perdagangan narkoba,’’ ungkap Blanco beberapa waktu lalu. Dia kemudian jarang berpatroli. Dia juga hanya pulang ke rumah sesekali.  (bil/c15/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri, Wali Kota Tewas Ditembak Sniper saat Upacara Bendera


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler