Masuk ke Rumah, Menembus Tanah Menyisakan Ekor

Kamis, 11 Februari 2016 – 10:24 WIB
KSAU Marsekal Agus Supriatna. Foto: Darmono/Radar Malang

jpnn.com - MALANG - Insiden jatuhnya pesawat Super Tucano TT 3108 milik TNI AU (Lanud Abd Saleh) langsung mendapat perhatian serius dari Mabes TNI.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, Mabes sudah membentuk tim khusus untuk mencari tahu sebab jatuhnya pesawat itu.

BACA JUGA: Pilot Terlempar dari Pesawat Hampir Tindih Warga

"Langsung dibentuk, tadi juga langsung ikut ke lokasi,” terang dia dalam keterangan pers di ruang VIP Lanud Abd Saleh, seperti dikutip kembali dari Radar Malang, Kamis (11/2).

Pimpinan dalam tim itu adalah Marsekal Chairil Anwar, dari Mabes TNI AU. Penyebab utama jatuhnya pesawat asal Brazil itu memang masih menjadi teka-teki. Agus sendiri belum berani menyimpulkan penyebab utamanya.

BACA JUGA: Angin Kencang, Pohon Timpa Gedung PAUD, Duh...Anak-anak

Dari tinjauannya ke lokasi jatuhnya pesawat, hanya sedikit asumsi saja yang bisa ia sampaikan. Seperti dugaan bahwa mesin pesawat pesawat tetap hidup meski sudah menabrak rumah warga. ”Posisi pesawat itu masuk ke dalam rumah hingga menembus tanah. Sisanya hanya bagian ekor saja,” tambah Agus. 

Dilihat dari kenyataan itu, penyebab jatuhnya pesawat karena tak berfungsinya mesin sedikit terbantahkan. Kemungkinan lain, salah satunya adalah kesalahan dalam melakukan manuver. Namun hal itu juga belum cukup kuat disebut sebagai penyebab jatuhnya pesawat. 

BACA JUGA: Cerita Warga Soal Super Tucano yang Tembus Tanah

Penjabarannya coba disampaikan Agus kemarin (10/2) sore.  Take off mulai pukul 09.25, pesawat yang datang di Lanud Abd Saleh sejak tahun 2012 itu menurutnya hendak melakukan Test Flight. Yang ditujukan untuk melihat performa pesawat. Itu menjadi salah satu rangkaian dalam perawatan pesawat. ”Tiap 50 jam terbang, selalu mendapat pengecekan oli, hidrolik, dan sistem-sistem lainnya,” tambah Agus. 

Setelah proses itu rutin dilakukan sebanyak 6 kali atau 300 jam terbang, jadwal test flight harus dilakoni. Mendapat pengecekan akhir selasa (9/2) lalu, tahap itu akhirnya dilakukan kemarin (10/2) pagi. Sejak mengudara, ketinggian terbang terus ditambah oleh pilot. Hingga menyentuh angka 25 ribu kaki. Pada ketinggian itu performa dalam bentuk beberapa manuver pesawat mulai diuji, hingga menembus kecepatan 56 Mach Number (1 mach: 1225 km/jam).

Sukses dengan performa itu, ketinggian pesawat mulai diturunkan pada angka 15 ribu kaki. Pada posisi itu, Mayor Pnb Ivy Safatillah masih sempat melapor ke petugas pantau di Lanud Abd Saleh. Laporan juga dilakukan untuk meminta izin menjajal performa pesawat kembali. 

”Di ketinggian itu melaksanakan profile berikutnya dengan dive angle 30 degrees. Untuk mencari kecepatan 326 Mach Number,” tambah Agus. Sukses dengan performa itu, ketinggian mulai diturunkan kembali hingga menyentuh angka 8 ribu kaki. Pada ketinggian itu, seharusnya pilot mengkontak tempat pemantauan. Namun yang terjadi tak ada lagi komunikasi dari pilot asal Tuban itu.

Hingga pada pukul 09.59, pesawat Super Tucano TT 3108 resmi dinyatakan lost contact. Beberapa menit setelah itu, atau sekitar pukul 10.09, Agus memperkirakan ada kegagalan salah satu sistem di pesawat. Hingga meluncur deras ke bawah.  Dua awak pesawat, yakni Mayor Pnb Ivy Safatillah dan JMU (Juru Mesin Udara) Serma Syaiful Arief Rakhman dinyatakan meninggal dunia. 

Mayor Ivy diketahui memang menarik kursi lontar. Namun di indikasi itu telat dilakukannya, hingga ia terjatuh di kawasan pertanian penduduk di Desa Tunjungtirto Singosari. Hingga pukul 17.00 kemarin, keberadaan Serma Syaiful sebenarnya masih menjadi tanda tanya.

Namun usai memberi keterangan resmi pada awak media pukul 18.00 kemarin, Agus memberi kabar bahwa prajurit kelahiran 23 Desember 1979 itu sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam badan pesawat. Sehingga total, ada empat korban meninggal dari jatuhnya pesawat itu. Dua anggota TNI, dan dua warga sipil. (by/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Harga Daging Sapi Mulai Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler