Masukkan Materi Etika Suporter di Sekolah Dasar

Cara Kroasia Memberantas Kerusuhan Sepak Bola dan Rasisme

Minggu, 12 Oktober 2008 – 20:33 WIB
ZAGREB - Kerusuhan sepak bola dan rasisme menjadi muka buruk sepak bola KroasiaUntuk memberantasnya, dunia pendidikan formal dilibatkan

BACA JUGA: AFC Dukung Australia Jadi Host Piala Dunia 2018

Sepak bola bukan hanya olahraga di Kroasia
Kerusuhan suporter dan pemain dalam pertandingan Dinamo Zagreb melawan Red Star Belgrade pada Mei 1990 membuat semangat perlawanan Kroasia kepada Yugoslavia semakin tinggi

BACA JUGA: Samba Siaga menghadapi Venezuela

Hingga akhirnya merdeka setahun kemudian.

Namun, ketika sudah merdeka, kerusuhan itu ternyata belum juga sirna
Jika Mei 1990 Zvonimir Boban dianggap pahlawan karena menyerang polisi Yugoslavia yang menangkap fans Dinamo, kini fans Kroasia malah menyerang polisi di negara mereka sendiri

BACA JUGA: David Lee Motor Harapan Knicks



Federasi Sepak Bola Kroasia baru dikenai denda USD 26.620 oleh Komisi Disiplin FIFA atas ulah suporternya yang berbuat rasis saat timnas Kroasia dipermalukan Inggris 1-4 pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010 Afsel, 10 September lalu, di Zagreb

Dalam tiga tahun terakhir, federasi setidaknya membayar denda senilai 200 ribu francs akibat serentetan tindakan tidak sportif suporter asal Kroasia, baik di dalam maupun di luar negeriTermasuk memicu kerusuhan di Malta, Hungaria, dan ketika Kroasia bentrok melawan Turki di kuarter final Piala Eropa 2008

Pekan lalu, kelompok suporter garis keras Dinamo Zagreb, Bad Blue Boys, bentrok dengan kepolisian Rep Ceko di Praha saat Dinamo menghadapi Sparta Praha dalam ajang Piala UEFA pekan laluDalam kejadian itu, delapan polisi terluka dan setidaknya 300 suporter ditahan

Kondisi tersebut membuat Dewan Kota Zagreb merasa perlu melakukan satu gerakan untuk memberantas tindakan anarkis suporterKarena mengubah perilaku orang dewasa sulit, mereka mulai dari anak-anakCaranya, memberikan materi mengenai sikap suporter yang baik di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama

''Perilaku menyimpang dalam olahraga sudah begitu parahKami ingin mengubahnya menjadi tontonan yang menyenangkan untuk keluarga,'' kata Bosko Lozica dari Dewan Kota Zagreb dalam peluncuran program The Fans Etiquette.

Ide program itu sejatinya datang dari seorang guru wanita di Zagreb, Bozica UroicDia adalah pengarang sebuah buku mengenai etiket nonton pertandingan olahraga, termasuk sepak bolaBuku itu berisi panduan ketika berangkat sampai pulang dengan selamat

Dalam diktat itu, salah satu cara penyampaian materi adalah pemutaran rekaman-rekaman kerusuhanAgar semakin mengena, di setiap presentasi dan sosialisasi selalu dihadirkan pemain-pemain sepak bola, atlet lain, atau kelompok-kelompok suporter

Awalnya, presentasi tersebut dilakukan di sekolah-sekolah di Kota ZagrebSelanjutnya, program itu akan diperluas ke kota-kota lain di KroasiaSaat ini, program tersebut sedang diajukan ke menteri olahraga di sana

''Saya rasa mereka harus tahu apa sebetulnya olahraga ituApa yang terjadi pada masa lalu seperti tragedi Heysel dan lainnyaKalangan muda harus tahu bagaimana semestinya mereka bersikap ketika menyaksikan pertandingan,'' jelas Bozica sebagaimana dilansir Reuters.

Awalnya dia tergerak untuk membuat diktat itu karena pengalaman pribadiAyahnya dalam beberapa tahun terakhir takut datang ke stadion karena begitu maraknya kerusuhanPadahal, pada era Boban lalu, dia adalah suporter setia Dinamo(ali/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Huni Grup A


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler