Masyarakat Berperan Penting Mencegah Lonjakan Kasus Covid-19 Usai Lebaran

Minggu, 23 Mei 2021 – 09:19 WIB
Warga yang mewaspadai virus corona menggunakan masker wajah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tak hanya pemerintah, masyarakat juga berperan penting untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 pasca-lebaran.

Bahkan hasil studi ilmuwan, menyatakan masyarakat bisa menurunkan peluang transmisi (penularan) kasus hingga mencapai 64 persen.

BACA JUGA: Wisma Atlet Terima 113 Pasien Covid-19 per Hari Ini, Sabtu 22 Mei 2021

Terlebih lagi, peran pos komando tingkat desa/kelurahan menentukan keberhasilan penanganan di tingkatan terkecil.

"Cara utama yang dapat dilakukan sekaligus sikap tanggung jawab, melalui isolasi mandiri di fasilitas kesehatan secara terpusat, khususnya bagi pelaku perjalanan yang terdeteksi positif saat testing acak di titik-titik penyekatan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito di Graha BNPB, Kamis (20/5) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

BACA JUGA: Sedang Hamil, Paula Verhoeven Positif Covid-19 untuk Kedua Kalinya, Baim Wong Bingung

Masyarakat yang menjadi pelaku perjalanan diminta isolasi mandiri atau karantina mandiri selama 5 x 24 jam setelah tiba di tujuan.

Baik yang terdeteksi positif dari hasil pemeriksaan acak di titik penyekatan, maupun yang dinyatakan negatif.

BACA JUGA: Pandemi Belum Usai, Sandiaga Uno Minta Pelaku Parekraf Berinovasi

Masyarakat juga perlu memahami, ada perbedaan antara isolasi dan karantina.

Karantina ditujukan bagi orang sehat dan tidak memiliki gejala COVID-19, namun memiliki kontak erat dengan orang dengan kasus positif atau baru saja melakukan aktifitas berisiko tinggi terpapar seperti mobilitas yang tinggi saat pandemi.

Sedangkan isolasi, harus dilakukan orang bergejala COVID-19 atau yang positif dari hasil diagnostik yang akurat.

Wiku lantas merujuk studi Kucharsky et al (2020) berdasarkan BBC Pandemic Data yang menyatakan, dari 40.162 orang di Inggris melakukan isolasi mandiri di dalam rumah, efeknya akan menurunkan peluang penularan di masyarakat sebanyak 29 persen.

Dan efek isolasi mandiri di fasilitas isolasi terpusat, akan menurunkan peluang penularan sebesar 35 persen. Efek isolasi mandiri sekaligus karantina dalam 1 rumah akan menurunkan peluang penularan sebesar 37 persen.

Sedangkan jika isolasi mandiri dan karantina dalam satu rumah dilaksanakan dengan tracing dapat menurunkan peluang penularan sebesar 64 persen.

"Dari sini, kita dapat belajar bahwa dari beberapa jenis pencegahan ini saja dapat memberikan dampak yang besar. Bayangkan jika kita melakukan upaya pencegahan lain seperti mencegah kerumunan," katanya.

Di samping itu, agar pencegahan berjalan maksimal, Wiku menyebut ada peran besar posko desa atau kelurahan yang diamanatkan sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.

Tugasnya mengkoordinir dijalankannya skenario pengendalian dengan pemantauan zonasi tingkat RT.

Dan perlunya data akurat dengan peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kasus dari hasil kerja sama yang baik antara Babinsa, Babinkamtibas, Puskesmas, tokoh masyarakat dan unsur lainnya yang terlibat.

Jika data sudah akurat, maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat dalam menjalankan skenario pengendalian.

Dan dibutuhkan data aktual angka kasus, kesembuhan, dan kematian di daerahnya masing-masing. Otoritas pemerintah setempat juga harus menggalakkan literasi data kesehatan.(chi/ikl/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Covid 19: Jumlah Testing Menurun Akibat Libur Lebaran


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler