Mati Tak Wajar, Makam Korban Dibongkar

Kamis, 09 Februari 2012 – 09:17 WIB

BOGOR-Makam GG (19), pemuda asal Kampung Kayumanis, RT 03/03, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal, kemarin dibongkar polisi untuk keperluan otopsi. Makam korban dibongkar karena diduga tewas akibat dianiaya oknum PNS TNI AU Lanud Atang Sandjaya (ATS) Bogor.

Pembongkaran ini dilakukan atas permintaan keluarga korban yang menilai kematian GG tidak wajar. Karena sebelum meninggal, tubuhnya penuh luka memar di bagian kepala dan dada. Dugaan tersebut diperkuat dengan kesaksian beberapa orang yang sempat melihat korban dipukuli seorang oknum PNS AU ATS pada Jumat (3/2) lalu.

Makam korban di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kayumanis dibongkar sekitar pukul 10:00 oleh tim forensik Polda Jawa Barat, Satuan Reskrim Polres Bogor dan disaksikan keluarga korban. Tidak kurang dari 300 warga Kayumanis ikut menyaksikan jalannya pembongkaran. Sekitar pukul 11:00, jenazah korban berhasil diangkat dari dalam makam.

Saat jenazah diangkat ke atas meja otopsi di samping makam, warga yang memadati pemakaman tak kuasa menahan bau busuk yang menyebar hingga radius 500 meter. Sementara, keluarga korban histeris dan tak kuasa menahan tangis saat melihat jenazah korban diambil dari dalam kubur.

Proses otopsi dilakukan tiga dokter tim forensik Polda Jabar dibantu tiga perawat. Otopsi dilakukan di atas meja yang dinaungi tenda berukuran 3 x 5 meter. Tak kurang dari satu jam, jenazah korban dibersihkan dan diperiksa hingga bagian lapisan kulit dalam. Setelah diperiksa, jenazah kemudian dibungkus dengan kain kafan lalu dimakamkan kembali. Sekitar pukul 12:30, otopsi dinyatakan selesai dan data hasil pemeriksaan dibawa ke Polda Jawa Barat untuk pemeriksaan lanjutan. 

Ditemui di sela-sela otopsi, ibu kandung korban, Corrilina (44) mengatakan, sebelum anak pertamanya meninggal, ia sempat membawa dan merawatnya di RS Islam Bogor. Menurut dokter medis, luka memar yang diderita GG terbilang ganjil. “Saya ditanya, apakah anak saya punya rapor kriminal" Ya langsung saya jawab enggak. Anak saya pendiam,” tuturnya.

Corilina menambahkan, sebelum meninggal, anak pertamanya itu beberapa kali pingsan. Selain itu, korban juga muntah darah dua kali, sehingga harus berulang-ulang dilarikan ke RS Islam Bogor. "Kami dapat laporan dari orang yang melihat anak saya dipukuli pelaku," katanya.

Saat ditanya tentang kepribadian anaknya, janda dua anak itu mengatakan, almarhumah termasuk anak yang santun dan tak banyak ulah. Meninggalnya GG, kata dia, merupakan pukulan terberat dalam hidupnya. Sebab, sejak ia menjanda beberapa tahun lalu, GG adalah tulang punggung keluarga. Sejak lulus SMA dua tahun lalu, GG bekerja di PT Siantar Top guna mencukupi kebutuhan hidup keluarga, termasuk untuk membiayai sekolah adiknya, Gandi (12), yang kini masih duduk di bangku kelas enam SD.

“Dia tulang punggung keluarga. Mau hidup gimana nanti. Adiknya masih sekolah, saya kudu kumaha, Kang,” ucapnya sembari menahan tangis.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban tewas setelah mendapat perawatan intensif di RS Islam Bogor sekitar dua hari. Korban mengembuskan napas terakhir pada Minggu (22/1) dinihari. (yus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Miras Jenis Sopi Asal Pulau Seram Diamankan Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler