jpnn.com - JAKARTA - Dapur umum untuk mensuplai makan bagi suporter Persebaya Surabaya asli, Bonek, harus bekerja ekstrakeras. Perlu banyak bahan makanan dan kecepatan dalam memasak guna melayani dua ribu lebih Bonek yang mengikuti aksi bertajuk Geruduk Jakarta.
Setidaknya tiga karung beras harus habis dalam sehari. Untuk lauknya, ada tiga peti telor, 12 kardus Mie instan, tempe 20 papan dan satu jeriken minyak.
BACA JUGA: Bonek: Kami Tunggu Menpora Sampai Malam
"Menunya sederhana, nasi pakai orek tempe sama telor. Sorenya nasi pakai mie dan telor dadar. Namanya berjuang, makan seadanya. Itu sudah bagus," ungkap juru masak dapur umum, Kodok Ridho, Selasa (2/8) malam.
Dengan hanya sepuluh orang tenaga di dapur umum, butuh waktu lebih lama untuk memasak bagi ribuan bonek. Tapi, mau tidak mau para bonek harus menerima kondisi itu.
BACA JUGA: Tim Indosat Ooredoo U-13 Raih Prestasi di Ajang Internasional
"Yang lama itu masak sambil membungkusi. Terus masak nasi pakai dua dandang besar dan dua dandang kecil, harus diulang sampai delapan kali, itu yang bikin tak bisa cepat," Tuturnya.
Karena itu, nasi untuk sarapan baru sampai ke Bonek sekitar pukul 11.00 siang. Sementara makan malam baru diberikan pada pukul 22.00.
BACA JUGA: PSSI Kok Minta Bantuan Dana ke Pemerintah, Nilainya Gede Pula...
Memang, hanya ada dua kali jatah makan dalam aksi Gruduk Jakarta ini. "Kalau mau tiga kali makan, ya di rumah saja. Namanya aksi harus berjuang, dan seadanya," tegas dia. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wahai PSSI, Dengarkan Kata Menpora soal Perjuangan Bonek
Redaktur : Tim Redaksi