Mau Tidak Mau, Mat Halil Harus Off

Jumat, 31 Maret 2017 – 06:18 WIB
Kapten Persebaya Surabaya Mat Halil dan Rachmat Irianto menyapa Bonek saat melawan PSIS Semarang pada laga Friendly Match di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, kemarin, Minggu (19/3/2017). FOTO: Dipta Wahyu/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Tidak banyak keputusan mengejutkan yang lahir dari manager meeting Liga 2 yang berlangsung di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Makostrad), sore kemarin (30/3)

Memang, pertemuan lebih tiga jam yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi itu tidak lebih dari mimbar persetujuan semua draft regulasi yang sudah disusun oleh PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) yang menjadi operator kompetisi.

BACA JUGA: Regulasi GTL1 Dinilai tak Mengacu FIFA

Pasalnya, untuk menghindari adanya debat kusir, Edy sengaja memberikan banyak kesempatan kepada para peserta untuk memberikan aspirasi.

"Keputusan sudah diambil dan sudah disepakati oleh seluruh peserta. Jadi, mulai saat ini, kami akan fokus untuk persiapan kickoff yang akan berlangsung pada 19 April mendatang," kata Edy Rahmayadi setelah melakukan pertemuan dengan para klub.

BACA JUGA: Nilmaizar Kurang Sepakat dengan Aturan Baru PSSI Ini

"Laga pertama akan berlangsung di Sleman dengan mempertemukan PSS Sleman dan PSCS Cilacap," tegasnya.

Pria yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menambahkan, sejatinya total 61 peserta yang harus mengambil bagian dalam kompetisi tersebut.

BACA JUGA: PSSI Pastikan Juara Liga 1 Tanpa Hadiah Uang Tunai

Hanya saja, dalam detik-detik terakhir, Persiwa Wamena memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam kompetisi musim ini dengan alasan tidak memiliki pemain.

Dengan begitu, lanjut Edy, tim yang bermarkas di Wamena, Papua itu dengan terpaksa harus terdegradasikan ke Liga Nusantara sebelum berkompetisi.

"Kami sudah mengambil keputusan dan mereka (Persiwa, Red) harus menerima konsekuensi itu," lanjut pria yang pernah menjadi Ketua Umum PSMS Medan itu.

Edy menjelaskan, kompetisi musim baru nanti terbagi ke dalam delapan grup besar secara nasional dengan menggunakan format pertandingan home and away.

Namun, khusus bagi grup 8 yang terdiri dari klub yang ber-home base di wilayah timur Indonesia, diterapkan konsep home turnamen yang akan berlangsung di Stadion Mandala, Jayapura.

Secara umum setiap peserta manager meeting tidak keberatan dengan sejumlah regulasi yang diberikan oleh federasi dan operator tersebut.

Tapi, ada beberapa syarat lain dari pihak PSSI yang masih memberatkan para klub. Salah satunya adalah pembatasan usia pemain dengan maksimal berusia 35 tahun.

Memang, regulasi di kompetisi kasta kedua itu, maksimal pemain berusia 25 tahun dengan tahun kelahiran 1 Januari 1992.

Setiap klub bisa menggunakan lima pemain di atas usia tersebut, namun maksimal berusia 35 tahun.

"Kami sepakat dengan regulasi ini. Tapi, khusus untuk pembatasan usia, sedikit merugikan kami," kata direktur Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi.

Candra beralasan, karena ada satu pemain senior mereka yang harus terganjal regulasi tersebut, yaitu Mat Halil. Saat ini, Halil diketahui sudah berusia 36 tahun.

"Jadi, mau tidak mau, Halil harus off. Karena ada beberapa klausul kontrak sudah mengatur tentang itu," ujar pria asal Bojonegoro, Jawa Timur ini.

Candra juga berharap para awak media dan tim peserta Liga 2 juga harus kritis dalam mengawal jadwal kompetisi.

Sebab, dalam manager meeting itu, beluma ada kejelasan jadwal kompetisi.

Menurut beberap informasi, PSSI baru merilis jadwal resmi pada 9 April atau kurang dari dua pekan sebelum kickoff.

Tapi, Edy Rahmayadi menegaskan bahwa, federasi akan berkomitmen untuk segera merilis jadwal kompetisi Liga-2 tersebut dalam waktu dekat nanti.

"Kalau tidak malam ini (tadi malam, Red) atau besok, semua jadwal sudah akan kami finalisasikan. Jadi, klub-klub peserta tidak perlu khawatir tentang itu," ucap Edy.

Manajemen Persiraja Banda Aceh juga mengaku kurang sepakat dengan sejumlah kesepakatan yang diambil dalam manager meeting itu.

Terutama tentang subsidi yang harus diterima oleh para klub peserta.

Ketua Umum Persiraja, Zaini Yusuf menyebutkan, mendapat subsidisi sebesar Rp 500 juta di babak penyisihan grup adalah nominal yang sangat sedikit.

"Kompetisi yang kami jalani juga panjang dan lama seperti di Liga 1. Seharusnya, subsidi yang diberikan kepada para klub peserta Liga 2 harus ljauh ebih banyak," ujar Zaini.

Menurut adik dari mantan gubernur Aceh, Irwandi Yusuf itu, minimal setiap klub harus mendapat dana subsidi sebesar Rp 1 Miliar.

"Kami sudah berusaha menyampaikan aspirasi ini dalam forum pertemuan. Tapi, tidak sedikitpun diberikan kesempatan untuk berbicara," keluh Zaini.

"Padahal, kami yang berada di Liga 2 ini juga klub yang menhimpun banyak pemain - pemain muda tanah air. Tapi, mengapa kami tidak diperlakukan seperti Liga 1," timpalnya. (ben)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Okta Cedera, Persebaya Makin Pusing


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Liga 2   PSSI   Mat Halil   Persebaya  

Terpopuler