Mawar Minggat Selama 5 Bulan, Sempat Muncul di MiChat, Ternyata..

Rabu, 24 Februari 2021 – 17:22 WIB
Ilustrasi pencabulan terhadap anak. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, BALIKPAPAN - Seorang gadis yang masih duduk di bangku SMP menjadi korban pencabulan dan penjualan anak.

Kisah pilu tersebut berawal pada Agustus tahun lalu. Korban mulanya memutuskan meninggalkan rumahnya usai cekcok dengan sang ibu.

BACA JUGA: Ibu Ayu tak Pulang-Pulang, Ditunggu Suami dan Anak di Rumah

Korban saat itu dijemput oleh seorang teman pria satu sekolahnya.

Sang ayah berinisial HS (47) yang khawatir keadaan anak gadisnya berusaha untuk mencari tahu keberadaannya.

BACA JUGA: Mujiburahman Naik Mobil ke Sawah, Tiba-Tiba Air Bah Datang, Innalillahi

HS dalam laporannya di kantor Unit PPA Polresta Balikpapan, pada Senin (22/2) siang, menyebut putrinya itu sempat mampir di rumah keluarga di Gunung Malang, Balikpapan Tengah.

"Waktu itu saya membiarkannya untuk tetap berada di rumah keluarga di Gunung Malang, sambil menenangkan dirinya. Dan saya juga berusaha menenangkan istri di rumah,” kata HS.

BACA JUGA: RT Bayar Jasa Prostitusi Pakai Uang Palsu, Lihat Ekspresinya Usai Tertangkap

Namun, tidak berapa lama Mawar minggat lagi dari rumah keluarganya tersebut.

Kali ini tujuannya sama sekali tidak diketahui HS dan keluarga lain. Pencarian pun dilakukan lagi.

Hingga dua bulan kemudian (Oktober), HS mendapat informasi jika ada foto anaknya di salah satu kontak dalam MiChat -- aplikasi yang sering dipakai oleh pelaku prostitusi online.

HS pun langsung melakukan penelusuran. Benar saja, ia mendapati beberapa akun MiChat aktif dengan memasang foto putrinya. 

“Dari situ timbul kecurigaan saya. Ada apa ini. Saya sempat komunikasi dengan salah satu akun di MiChat itu. Saya pancing untuk ketemu, tetapi tiba-tiba akun yang pasang foto anak saya itu hilang semua,” lanjut HS.

Pencarian pun masih berlanjut, hingga Januari 2021, HS mendapatkan titik terang.

Putrinya akhirnya ditemukan dan HS bisa bertemu melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Balikpapan.

“Saat itu saya datang bersama keluarga. Setelah sampai, saya baru sadar apa sebenarnya yang terjadi. Bahwa ada kasus anak saya jadi korban penjualan anak di baeah umur," terangnya.

Putrinya pun menceritakan, selama lima bulan hilang, ia telah dijual oleh para pelaku yang berjumlah empat orang, melalui aplikasi MiChat.

Kemudian dibawa ke hotel untuk melayani nafsu bejat pria hidung belang, dengan bayaran berkisar Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta. (Fredy Janu/Kpfm/Balikpapan Pos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Penjualan Online, Jajanbatik Perkuat Digital Marketing


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler