Mayat Tanpa Kepala Itu Ternyata Jasad Pria Suka Menolong

Selasa, 21 Oktober 2014 – 10:45 WIB

jpnn.com - BATAM  – Jasad pria yang ditemukan tanpa kepala di perairan Pulau Pun-Pun, Tanjung Banun, Kelurahan Sembulang, Galang atau Jembatan V Barelang, Minggu (20/10) siang, diketahui bernama Ambok Maik. Ambok dikenal sebagai pria humoris dan senang bergaul dengan masyarakat sekitar Kavling Nongsa.

Tidak hanya itu, warga Kavling Nongsa mengenal Ambok orang yang suka menolong masyarakat sekitar perumahan tersebut.

BACA JUGA: Dikira Boneka Ternyata Mayat Pria Paruh Baya

”Almarhum adalah pribadi yang sangat bagus,” kata Agus Supriyanto, Ketua RT 6/RW 3 Kavling Nongsa, Kelurahan Sambau dilansir kepada Batam Pos (Grup JPNN.com), Selasa (21/10).

Agus mengungkapkan, kalau warga sekitar mengenal Ambok sebagai sosok yang suka bercanda. Sehingga masyarakat sekitar tempat Ambok tidak percaya kalau dikabarkan dia hilang.

BACA JUGA: Gubernur Kaltara Tagih Janji Jokowi

”Awalnya tetangga tidak percaya saat saya kabarkan (Ambok hilang, red) pada Jumat (17/10) sore,” ujarnya.

Dia menuturkan, sejak keberadaan Ambok tidak diketahui hingga ada pemberitaan ditemukannya sesosok mayat di Galang. Setelah dicek oleh keluarga korban, ternyata benar kalau mayat tersebut adalah Ambok.

BACA JUGA: Bagasi Penumpang Lion Tujuan Batam Tertinggal di Yogyakarta

”Kata keluarganya hal itu dipastikan dari luka dibagian paha, siku dan ada tanda-tanda lainnya ditubuh almarhum,” ungkapnya.

Menurut Agus, Ambok tidak pernah bermasalah di lingkungannya. Bahkan saat dia mau pergi terakhir kalinya, Ambok pamit dengan istrinya melalui telepon seluler. Katanya dia ingin membeli alat pertanian di daerah Batuaji.

”Almarhum memang punya ladang di depan Tering Bay. Ladang tersebut sudah digarapnya sejak 2004,” tuturnya.

Agus mengatakan kalau Ambok meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih kecil. ”Satu anaknya masih kelas 3 SD dan satu masih berumur sekitar 9 bulan,” terangnya.

Dari pantauan Batam Pos di rumah almarhum terlihat suasana sendu dan murung. Terlihat wajah-wajah sedih dari pelayat yang mengunjungi rumah Ambok. Sartika, istri Ambok, terlihat sangat histeris begitu turun dari mobil yang baru saja membawanya dari RSOB. Sambil menahan tangis, dengan langkah yang diseret wanita yang biasa disapa Tantri ini berjalan menuju rumahnya. Takut terjadi apa-apa pada Sartika, salah satu warga membopongnya hingga menuju rumahnya.

Tangis Sartika pecah saat begitu sampai di depan pintu rumahnya. Tangisnya makin menjadi-jadi saat melihat kedua anaknya dan orangtua Ambok. Namun, setelah ditenangkan beberapa orang kerbatnya, Sartika berhenti menangis dan masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu, kuat dugaan mayat Ambok yang ditemukan di Pulau Pon-pon, dibuang dari Jembatan empat Barelang. Hal diungkapkan oleh salah seorang nelayan Tanjungpiayu Laut.

”Biasanya arus dari Jembatan 4 Barelang, Tanjungpiayu Laut dan Nongsa. Muara airnya ke daerah sana (Dapur Arang),” kata Joni, nelayan Tanjungpiayu Laut, Senin (20/10).

Joni mengungkapkan hal tersebut dapat dilihat dari pergerakan arus angin dan laut saat malam saat kejadian. Ia menjelaskan biasanya kemana hanyut sesuatu benda dari Jembatan 4, Tanjungpiayu dan Nongsa bermuara di sekitar Dapur Arang.

Apalagi, lanjut dia, kejadian penemuan mayat dalam karung ini diduga sudah lebih dari satu hari mengapungnya.

”Kalau dari Piayu atau Nongsa tidak mungkin, kuat dugaan saya mayat itu dibuang dari atas Jembatan 4,” ujarnya.

Ia juga kaget saat mendengar kabar ada penemuan mayat tanpa kepala yang dimasukan ke dalam karung dan dibuang ke laut. Menurut dia, sepertinya pelaku pembunuhan itu sangat marah atau dendam dengan korban, sehingga korban dibunuh dengan cara seperti itu.

”Antara korban dan pelaku sepertinya saling kenal. Oleh sebab itu untuk menghilangkan jejak pelaku memisahkan antara kepala dan badan korban,” terangnya.

Kapolresta Barelang, AKBP Asep Safrudin mengatakan, untuk penyelidikan awal pihaknya sudah melakukan visum terhadap korban. Dan hasil visum memang dijumpai sejumlah luka termasuk kepala korban yang hilang dan usus terburai. Namun demikian, Asep belum bisa memastikan penyebab pasti kematian korban.

”Diduga korban mutilasi, tapi pastinya tunggu hasil autopsi,” kata Asep.

Untuk menuntaskan penyelidikan itu, sambung Asep, dia sudah memerintah anggota kepolisian Satpol Air dan Polsek Galang untuk fokus mencari saksi dan warga sekitar yang mungkin bisa diambil keterangan guna mengungkap kasus kematian korban tersebut.

”Dibunuh atau tidak itu nanti setelah hasil autopsi keluar,” ujarnya. (cr3/gas/eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beraksi di Riau, Penjahat Asal Lampung Ditembak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler