Mayjen Denny Tuejeh: Prajurit TNI AD Harus Dekat dengan Rakyat

Jumat, 17 Juni 2022 – 07:02 WIB
Panglima Kodam XIII/Merdeka Mayor Jenderal TNI Alfret Denny Tuejeh. ANTARA/HO-Penerangan Kodam XIII/Merdeka

jpnn.com, MANADO - Panglima Kodam XIII/Merdeka Mayor Jenderal TNI Alfret Denny Tuejeh mengatakan prajurit TNI AD di mana pun bertugas harus dekat dengan rakyat. 

Dia mengingatkan bahwa jati diri seorang prajurit TNI, yakni sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. 

BACA JUGA: Mayjen TNI Denny Tuejeh: Seorang Pemimpin Harus Bisa Menjadi Komandan, Bapak, dan Teman

Artinya, lanjut Mayjen Denny Tuejeh, TNI harus bersatu dan berjuang bersama rakyat dalam membangun bangsa Indonesia yang damai dan sejahtera.

Prajurit TNI AD harus dekat dengan rakyat, mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat di mana pun kalian bertugas dan berada," kata Mayjen Denny Tuejeh saat syukuran memperingati HUT Ke-64 Kodam XIII/Merdeka di lapangan Markas Komando Resimen Induk Kodam XIII/Merdeka, di Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (16/6).

BACA JUGA: Jenderal Andika kepada Irjen Rudy: Ajak Mereka dari Proses Awalnya Supaya Mereka Tahu

Adapun tema HUT Ke-64 Kodam XIII/Merdeka adalah “Kodam XIII/Merdeka Bersatu, Berjuang Bersama Rakyat Membangun Bangsa”. 

Mayjen Denny Tuejeh mengatakan peringatan HUT ke-64 ini pada hakikatnya merupakan salah satu upaya pembinaan tradisi satuan, yang ditujukan untuk memelihara jiwa dan semangat kejuangan yang dilandasi oleh kebanggaan, kecintaan dan ikatan batin yang kuat sesama keluarga besar Kodam XIII/Merdeka.

BACA JUGA: Datangi Markas Vital TNI, Irjen Iqbal Melihat Sosok Tak Asing, Lalu Tinggalkan Karpet Merah

Sebelumnya, dalam rangka memperingati HUT Kodam XIII/Merdeka, telah dilaksanakan upacara militer yang dipimpin Mayjen Alfret Tuejeh. 

Seusai upacara itu, dilaksanakan atraksi bela diri yang diperagakan prajurit-prajurit Kodam XIII/Merdeka, di antaranya, karate, tae kwon-do, Persaudaraan Setia Hati Teratai, dan judo.

Dalam atraksi itu, juga diperagakan ketangkasan perkelahian bebas, senam sparco, atraksi memecahkan beton dan meringankan tubuh menggantung di lampu neon, serta menarik kendaraan tempur dengan tali diikat di badan. Kemudian, dilanjutkan drama peristiwa patriotik Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado.

Pada kesempatan yang sama juga ditampilkan atraksi terjun payung diperagakan oleh putra dan putri dari Provinsi Suluttenggo (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo), antara lain, tujuh penerjun gelombang pertama dari atlet Federasi Aero Sport Indonesia Daerah Sulawesi Utara, Kopassus TNI AD, dan Kostrad. Sembilan penerjun gelombang kedua dari Kopassus TNI AD dan Kostrad.

Hadir pada upacara itu antara lain unsur Forkopimda Suluttenggo, Kepala Staf Kodam XIII/Merdeka Brigadir Jenderal TNI Luthfie Beta, Inspektur Jenderal Kodam XIII/Merdeka Brigjen TNI Denny Masengi, Kepala Kelompok Staf Ahli Panglima Kodam XIII/Merdeka Brigjen TNI Erdy Lumintang, para komandan Korem sejajaran Kodam XIII/Merdeka. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler