Mayjen Rano Tilaar Gelar Diskusi untuk Mengenang Peristiwa Heroik Merah Putih di Manado

Kamis, 22 Februari 2024 – 05:42 WIB
Tenaga Ahli Pengajar Bidang Strategi Lemhanas RI Mayjen TNI Rano Tilaar. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Tenaga Ahli Pengajar Bidang Strategi Lemhanas RI Mayjen TNI Rano Tilaar bersama sejumlah tokoh menggelar diskusi untuk mengenang nilai-nilai Perjuangan Heroik Merah Putih di Manado pada 14 Februari 1946.

Diskusi ini berlangsung di gedung persamayaman Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Sabtu (17/2/2024) pagi.

BACA JUGA: Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Peluncuran Satelit Merah Putih 2

Tampak hadir dalam diskusi ini, segenap Pengurus Gerakan Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) di bawah Ketua Umum Jeffrey Rawis.

Mayjen TNI Rano Maxim Adolf Tilaar mengatakan peristiwa Heroik Merah Putih pada 14 Februari 1946 adalah sebuah catatan sejarah Tinta Emas yang ditorehkan para Pejuang asal Sulawesi Utara (Sulut) dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA: Dapat Kejutan Dini Hari di Manado, Anies: Mereka Menjemput Harapan

Menurut Tilaar, ada tiga cerminan yang perlu digarisbawahi oleh segenap masyarakat Sulut.

Pertama, catatan sejarah ini bukan saja hanya melibatkan pihak militer. Kedua, perjuangan ini melibatkan pihak sipil seperti keterlibatan BW Lapian dan pejuang sipil lainnya.

BACA JUGA: Pesan KSAL Kepada 17 Perwira TNI AL Calon Peserta PPRA Lemhannas RI

Ketiga, melibatkan laskar-laskar, pemuda dan barisan pejuang waktu itu seperti Mayor Rahasia.

“Para pemuda, pejuang, laskar-laskar bersama pihak tentara KNIL yang pro Republik waktu itu berjuang merebut dan mengibarkan bendera merah putih yang dikuasai pasukan Belanda saat itu,” ujar Mayjen TNI Rano Tilaar.

Untuk itu, Rano menginginkan agar nilai-nilai Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 dapat dijelaskan secara lengkap dan meyakinkan kepada generasi muda dan generasi milenial dalam mengisi pembangunan saat ini.

Tilaar berharap generasi muda tidak apatis dalam menyikapi sejarah dan perjalanan pejuang kemerdekaan bangsa khususnya perjuangan para pahlawan dan pelaku Peristiwa Heroik Merah putih yang berasal dari Sulawesi Utara melawan penjajahan Belanda waktu itu.

Selain itu, Mayjen TNI Rano Tilaar mendorong masyarakat Sulut melalui GPPMP memperjuangkan para pejuang kemerdekaan dari Sulut termasuk para tokoh pejuang Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 untuk mendapatkan pengakuan dan tanda kehormatan sebagai Pahlawan nasional.

Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Angelica Tengker mengatakan peringatan Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 sangat penting untuk terus diketahui generasi muda, terutama tentang nilai-nilai kepahlawanan dan semangat patriotisme para pejuang kemerdekaan sehingga terbentuk sebuah negara saat ini.

Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Angelica Tengker. Foto: Dokumentasi pribadi

"Nilai-nilai ini harus ditanamkan terus bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa,” ujar Ika panggilan akrab Angelica Tengker.

Perlu diketahui, peristiwa Perjuangan Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado merupakan aksi perlawanan dan kepahlawanan masyarakat Manado, Minahasa dan Tomohon merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tentara Belanda dan sekutunya.

Untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamirkan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, masyarakat Sulut dari berbagai unsur bersatu untuk menolak kedatangan tentara sekutu yang menginginkan kekuasaan penuh atas Sulawesi Utara khususnya Manado.

Puncaknya, 14 Februari 1946 berbagai himpunan rakyat di Sulawesi Utara meliputi pasukan KNIL dari kalangan pribumi, barisan pejuang, dan laskar rakyat berusaha merebut kembali kekuasaan atas Manado, Tomohon, dan Minahasa yang ditandai dengan pengibaran bendera merah putih di atas gedung tangsi militer Belanda.

Peristiwa tersebut merupakan bentuk perlawanan rakyat Sulawesi Utara untuk mempertahankan kemerdekaannya serta menolak atas provokasi tentara Belanda yang menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 hanya untuk Pulau Sumatra dan Jawa semata.

Peristiwa perjuangan heroik masyarakat Sulawesi Utara dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tidak lepas dari peran Letnan Kolonel Charles Choesj Taulu, seorang pemimpin di kalangan militer.

Kolonel Charles bersama Sersan S.D. Wuisan menggerakkan pasukannya dan para pejuang rakyat untuk ikut mengambil alih markas pusat militer Belanda.

Selain tokoh militer dan laskar-laskar rakyat yang terlibat, aksi heroik ini mendapatkan bantuan seorang tokoh politisi dari kalangan sipil Bernard Wilhelm Lapian.

Ringkasan peristiwa Perjuangan Heroik Merah putih 1946 di Manado dalam mempertahankan kemerdekaan RI menunjukkan nilai-nilai kepahlawanan dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan dari masyarakat Sulawesi Utara.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengedepankan Inovasi Berbasis kekayaan Alam Indonesia, Kilala Tilaar Raih Gelar Doktor 


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler