jpnn.com, BANDUNG - Kilala Tilaar menjalani sidang promosi doktor Pada Senin, 3 Oktober lalu, bertempat di Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran Bandung.
Dia membuat laporan penelitian disertasi berjudul “Model Purchase Intention Berbasis Product Innovation, Storytelling, Value Co-Creation dan Farmer Empowerment pada Produk Kosmetik Alami Indonesia'.
BACA JUGA: Sariayu Martha Tilaar Rias 1.000 Pengisi Acara PON XX Papua 2021
Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung.
Dalam disertasinya, Kilala Tilaar yang merupakan CEO Martha Tilaar Group, menyusun sebuah model alternatif purchase intention yang berguna untuk mengembangkan industri kecantikan berbahan alami di Indonesia.
BACA JUGA: Martha Tilaar Rancang Go Public SAI
Dia juga menyampaikan fokusnya pada industri kecantikan Indonesia yang masih bergantung pada bahan baku impor dan pentingnya melibatkan komunitas dan petani dalam industri ini.
"Community empowerment yang terlibat dalam rantai pasok sebuah industri, dapat menjadi kunci sukses dalam menjamin keberlangsungan perusahaan. Sementara penyuluhan, pendidikan, dan pembinaan masyarakat petani penting dilakukan untuk menghasilkan hasil pertanian yang baik dan terstandar untuk dapat mendukung kebutuhan industri," ujar Kilala.
BACA JUGA: Alex Tilaar, Guru Besar yang Terus Berkarya pada Usia 80 Tahun
Selain itu, Kilala juga menekankan pentingnya pendidikan mengenai kecintaan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati dan budaya agar masyarakat sadar akan potensi bangsanya dan mendukung kecintaan mereka terhadap produk dalam negeri.
Dalam disertasi yang juga dimuat di Journal of Law and Sustainable Development dan Journal Uncertain Supply Chain Management, Kilala memaparkan Indonesia sebagai negara dengan kekayaan hayati yang banyak dan kearifan lokal yang otentik memiliki potensi yang luar biasa untuk mengisi ceruk pasar tren kosmetik alami.
Dengan didukung inovasi dan pendekatan ilmiah untuk mendukung klaim produk, Indonesia dinilai bisa bangkit secara kompetitif dalam hal tersebut. Indonesia dengan 30.000 spesies tanaman yang 7000 di antaranya merupakan spesies tanaman berkhasiat, memiliki jutaan resep untuk kecantikan dan kesehatan.
"Sayangnya, meski kekayaan alam Indonesia sangat berpotensi untuk industri kecantikan, saat ini ternyata 85% bahan bakunya masih mengimpor untuk memenuhi kebutuhan produksi. Hal ini juga menjadi concern Martha Tilaar Group," imbuhnya.
Sejak awal berdiri, Martha Tilaar Group telah berkomitmen untuk memanfaatkan kekayaan alam asli Indonesia untuk menghasilkan produk berkualitas hasil inovasi anak bangsa yang memiliki nilai ekonomi.
Konsistensi dan inovasi atas produk-produk natural beauty dan herbal dilakukan dengan menggali kearifan budaya lokal, meriset secara serius berbagai TOKA (Tanaman Obat, Kosmetik dan Aromatik), dan bahkan membudidayakan pengembangan tanaman-tanaman tersebut melalui Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) Martha Tilaar.
Riset dan penelitian akan berbagai bahan alami asli Indonesia juga telah lama dilakukan melalui Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC).
Tak hanya itu saja, MTIC juga mengembangkan dan memproduksi bahan aktif alami yaitu Ekstrak Plantasens Berto yang menggunakan hasil sumber daya alam Indonesia, baik untuk kebutuhan internal maupun untuk ekspor.
Ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. Sementara untuk ekspor ke luar negeri, PT Martina Berto, Tbk bekerja sama dengan Clariant, sebuah perusahaan bahan baku terkemuka di dunia.
Kerja sama ini telah terjalin sejak tahun 2015 yang didasari oleh antusiasme kedua perusahaan untuk mengintensifkan pasar hilir dengan meningkatkan daya saing produk.
Melalui disertasinya dan upaya-upaya yang telah dilakukan Martha Tilaar Group, Kilala berharap industri kecantikan terutama pasar kosmetik alami di tanah air dapat semakin berkembang dengan memanfaatkan bahan baku alami Indonesia, meningkatkan kepedulian pada pemberdayaan petani dan merangkul para petani tanaman herbal, serta menghasilkan inovasi dan terobosan baru. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi