Mayjen TNI Tugas Tegas Menolak Pengurangan Tenaga Kesehatan RSDC Wisma Atlet

Selasa, 27 Juli 2021 – 05:59 WIB
Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Tugas Ratmono. (ANTARA/Istimewa)

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono tegas menolak pengurangan jumlah tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC).

Mayjen TNI Tugas Ratmono menyatakan bahwa penolakan pengurangan tenaga kesehatan di RSDC merupakan keputusan tepat. 

BACA JUGA: Mayjen Tugas Ratmono: Saya Bersyukur Diberikan Tambahan Tenaga Kesehatan TNI

“Kita memang harus mengantisipasi kemungkinan terburuk,” kata Tugas di Jakarta, Senin (26/7). 

Dia menjelaskan pada 17 Mei 2021 jumlah pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran sebanyak 878 orang, yang berarti  angka hunian di bawah 20 persen. 

BACA JUGA: Begini Strategi RSDC Wisma Atlet Mengurangi Penumpukan Pasien COVID-19

Angka ini jauh di bawah puncak sebelumnya pada 24 Januari 2021 sebanyak 5.036 pasien.

Rendahnya jumlah pasien membuat banyak kalangan mendesak RSDC Wisma Atlet Kemayoran untuk mengurangi jumlah tenaga kesehatan secara signifikan, namun hal tersebut ditolak dengan tegas oleh Mayjen TNI Tugas Ratmono.

BACA JUGA: Mayjen Tugas Ratmono: Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Menurun

Dokter militer asal Kebumen, Jawa Tengah, itu mengatakan jika RDSC Wisma Atlet mengumumkan daya tampung pada saat itu 5.994 tempat tidur, maka tenaga kesehatan pun harus siaga untuk jumlah itu.

Dia memahami dinamika pandemi Covid-19 sewaktu-waktu bisa melesat secara tiba-tiba. 

Selain itu, penolakan pengurangan tenaga kesehatan juga berdasarkan analisis data lapangan.

"Banyak permintaan agar tenaga kesehatan di sini dikurangi, tetapi permintaan itu kita tolak," ungkap Mayjen TNI Tugas Ratmono. 

Sebab, lanjutnya, fasilitas kesehatan harus selalu bersiaga menghadapi kemungkinan terburuk. 

Apalagi, pada Mei terjadi arus mudik. 

Seperti sebelumnya, setelah libur panjang kasus Covid-19 naik.

“Kami tidak ingin tidak siap jika kasus tiba-tiba naik," kata Tugas.

Sebelumnya, pada 28 Oktober 2020, Tugas juga melakukan tindakan yang sama. 

Saat itu, angka hunian di RSDC Wisma Atlet Kemayoran tinggal 17 persen, dan pasien yang dirawat hanya di tower lima saja.

Melihat penurunan drastis di RSDC, Satgas penanganan Covid-19 meminta Mayjen TNI Tugas Ratmono untuk melakukan relaksasi tenaga kesehatan dengan memulangkan ke berbagai daerah.

Permintaan tersebut lagi-lagi tidak bisa dipenuhi oleh RSDC karena Tugas Ratmono melihat adanya potensi kenaikan kasus Covid-19 akibat libur panjang 28 Oktober hingga 2 November 2020.

Seperti pada Oktober 2020, keputusan Mayjen TNI Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet yang menolak mengurangi jumlah tenaga kesehatan pada Mei 2021 adalah keputusan tepat.

Hal itu terbukti pada Juni hingga Juli 2021 kasus Covid-19 di Indonesia melesat tajam. 

Dia berujar, Indonesia bahkan sempat menjadi episentrum Covid-19 di dunia. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler