Mayjen Tugas Gelar Sidak di Wisma Atlet, Ada Petugas Memilih Kabur saat Berpapasan

Selasa, 20 Oktober 2020 – 19:36 WIB
Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet Mayjen Tugas Ratmono saat melakukan sidak. Foto; dok Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet Mayjen Tugas Ratmono melakukan sidak untuk memastikan pengelolaan rumah sakit berjalan dengan optimal.

Bahkan pada hari libur, seperti Minggu (18/10), pria yang juga menjabat sebagai Kapuskes TNI  itu tetap mengunjungi bagian unit pengolahan limbah.

BACA JUGA: Ada Kabar Baik dari Wisma Atlet

Dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (20/10), saat melakukan sidak, pegawai unit pengolahan limbah domestik rupanya belum mengenal Mayjen Tugas.

Maklum, pagi itu Mayjen Tugas tidak memakai seragam militernya sebagai jenderal bintang dua. Dia hanya memakai celana training hitam dipadu kaus cokelat dan sepatu kets.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Satu Tahun Jokowi-Maruf, Demo Lagi Hari Ini, Berani Menolak Swab Test?

Kepada pegawai limbah, Mayjen Tugas menanyakan apakah sudah ikut swab test atau belum. Bukannya menjawab, pegawai limbah itu malah pergi dengan jalan cepat meninggalkan Mayjen Tugas.

Diketahui, Mayjen Tugas memang memberlakukan aturan wajib dan rutin swab test bagi petugas dan orang yang bekerja di RSDC Wisma Atlet tanpa terkecuali. Tujuannya agar penanganan pasien Covid-19 membuahkan hasil menggembirakan.

BACA JUGA: Tindakan Ini Diharapkan Bisa Ringankan Beban Tenaga Medis di Wisma Atlet

Ditinggal pergi pegawai limbah,  Mayjen Tugas tersenyum dan berbincang-bincang dengan Kolonel TNI A Kholik, Koordinator Sekretariat RSDC Wisma Atlet yang ikut sidak.

Tak berapa lama, kemudian keduanya berjalan ke arah taman samping tower 2 yang menjadi tempat para petugas RSDC Wisma Atlet bersantai.

Tampak Mayjen Tugas memberikan arahan pada Kolonel A Kholik. Sang Kolonel kemudian berjalan menghampiri sekitar sepuluh petugas medis yang tengah duduk bersantai di bangku beton ukuran jumbo.

“Duduknya lebih renggang ya,” pinta Kononel A Kholik mengingatkan para petugas medis yang tengah bersantai.

RSDC Wisma Atlet memiliki catatan gemilang dalam menjaga para petugas medisnya. Tak ada petugas medis RSDC Wisma Atlet yang mengalami kematian akibat merawat pasien Covid-19 yang jumlahnya hingga kini 21.794 orang.

Padahal di berbagai rumah sakit di Indonesia, jumlah dokter yang meninggal terkait penanganan Covid-19 mencapai angka yang mengkhawatirkan, 136 dokter berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Mayjen Tugas melanjutkan sidaknya ke gerbang keluar masuk area zona merah di belakang tower 3. Setiap orang harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap jika memasuki area zona merah.

Keluar dari zona merah, terlebih dulu harus dipastikan steril dari virus corona dengan melalui unit sterilisasi. Maka posisi gerbang sangat vital, sehingga dijaga beberapa petugas keamanan dari unsur TNI dan Polri.

Mayjen Tugas menilai fisik gerbang keluar masuk zona merah kurang memadai karena hanya terbuat dari sebatang palang besi mendatar setinggi satu meter.

Buka tutup gerbang dilakukan petugas pengamanan dengan menarik tali dari pos pengamanan yang jaraknya sekitar lima meter dari gerbang.

“Gerbang ini harus dibuat lebih rapat, bukan hanya palang besi seperti ini,” kata Mayjen Tugas kepada Kolonel A Kholik dan tiga petugas yang berjaga di pos keamanan. Dengan hanya palang besi, Mayjen Tugas khawatir ada orang yang lolos keluar masuk zona merah tidak sesuai prosedur sehingga membahayakan penanganan Covid-19 di Wisma Atlet.

Tak berhenti, Mayjen Tugas meneruskan sidaknya ke tower 3, tempat penginapan para petugas. Saat hendak melewati para petugas keamanan yang berdiri memberi hormat pada sang jenderal, Mayjen Tugas berhenti sejenak.

"Sudah test swab belum?” tanya dia.

Petugas keamanan menjawab mereka belum menjalani test swab. Koordinator Wisma Atlet tersebut meminta petugas keamanan ke lantai 2 untuk menjalani test swab.

Test swab kini menjadi prosedur standar untuk mengetahui orang terinfeksi virus corona atau tidak.

Mayjen Tugas terus berupaya keras meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Hasilnya menggembirakan. Per 18 Oktober 2020, dari sebanyak 21.794 pasien Covid-19, pasien sembuh mencapai 19.921 orang.

Salah satu kunci sukses dia dalam penanganan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet adalah konsep ‘Jangan Tertular dan Jangan Menulari’. Dan sidak adalah salah satu cara Mayjen Tugas memastikan agar konsep ‘Jangan Tertular dan Jangan Menulari’ diterapkan semua penghuni RSDC Wisma Atlet. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler