“Misalnya kalau calon yang mereka pilih menang, itu nantinya betul akan membangun jembatan di kampung mereka saja,” ujarnya di Jakarta, Senin (26/11).
Fakta ini diperoleh Tika setelah sebelumnya berkeliling ke 15 kelurahan di berbagai daerah Jawa Barat. Namun kegiatan tersebut dilakukan bukan berkaitan dengan Pilkada, tapi lebih untuk memberi penyuluhan akan pentingnya membangun pendidikan di tengah keluarga.
“Dari kegiatan itu, saya melihat kemungkinan mayoritas masyarakat masih memilih orang yang memberi uang, kaos, sembako dan lain-lain. Jadi boro-boro mereka melihat apakah tokoh yang dipilih memiliki jiwa kenegarawanan atau tidak, itu masih jauh sekali,” katanya.
Padahal tanpa adanya jiwa kenegawaranan, katanya, mustahil pembangunan di sebuah daerah dapat berkembang dengan cepat. “Jadi sifat ini yang paling penting. Makanya kalau masyarakat cerdas, pasti tidak akan memilih hanya karena keartisan maupun kepopuleran seseorang,”pintanya.
Ditambahkannya pula, sangat penting bagi masyarakat untuk memilih figur yang benar-benar memiliki kompetensi. Untuk mengetahui kompetensi calon, lanjutnya, dapat dilihat dari rekam jejak para calon.
“Karena tidak sedikit misalnya dari artis-artis yang duduk di DPR ataupun menjabat sebagai kepala daerah, itu tidak berbuat banyak. Bahkan saya dengar, mereka malah tidak dianggap. Jadi hanya diberi porsi dalam kegiatan-kegiatan seremonial,” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marzuki Curigai Usul HMP untuk Lengserkan Boediono
Redaktur : Tim Redaksi